Memahami Gangguan Sensori Integrasi pada Anak

Mengenalkan anak pada alam. (Foto: Thinkstock)

Sensori integrasi merupakan sebuah proses di mana otak anak dapat mengintegrasikan informasi yang berasal dari semua indera dengan baik, sehingga tubuhnya dapat merespons sesuai dengan situasi yang dihadapi. Selain indera penglihatan, penciuman, pengecap, pendengaran, serta peraba, sejak lahir anak sebenarnya dibekali dengan dua indera lain, yaitu indera proprioseptif dan indera vestibular.

Indera proprioseptif reseptor terdapat pada otot dan sendi, sementara indera vestibular terletak pada telinga bagian dalam, dan erat kaitannya dengan keseimbangan dan pergerakan anak. Itulah sebabnya kenapa sensori integrasi pada anak sangat penting untuk dipahami orang tua. Sensori integrasi merupakan dasar yang sangat mendukung kemampuan akademik anak dan keterampilan dalam bersosialisasi.

Anak yang mengalami gangguan sensori integrasi bisa membuat si kecil memahami lingkungan dengan cara berbeda, baik hipersensitif (sangat sensitif) maupun tidak sensitif (hiposensitif). Jika Anda menemukan ciri-ciri berikut pada anak, bisa jadi si kecil tengah mengalami gangguan sensori integrasi.

Nah Moms, yuk pahami lebih dalam satu-persatu gangguan sensori intergrasi yang mungkin anak alami:

Indera Penglihatan

Kesehatan mata anak (Foto: Pixabay)

Semua informasi yang ditangkap oleh mata, seperti warna, cahaya, dan gerakan. Gangguan pada sensori penglihatan akan menunjukkan gejala:

a. Hipersensitif

1. Menikmati bermain di tempat gelap

2. Sensitif terhadap cahaya terang atau sering pusing ketika terkena cahaya

3. Mudah terdistraksi dengan stimulus visual dalam ruangan.

b. Hiposensitif

1. Mengalami kesulitan dalam membedakan warna, bentuk dan ukuran

2. Mengalami kesulitan dalam membedakan gambar, huruf, objek dan simbol

3. Kesulitan dalam melihat figur yang besar seperti pola pada gambar

Indera Pendengaran

Ilustrasi Anak (Foto: Thinkstock)

Semua informasi yang diterima lewat suara suara di luar tubuh. Gangguan pada sensori ini akan menimbulkan gejala:

a. Hipersensitif

1. Melarikan diri, menangis atau menutupi telinga kerika mendengar suara bising

2. Sering meminta orang lain untuk diam

3. Terkejut dan mudah terdistraksi dengan bunyi yang tidak terduga

b. Hiposensitif

1. Sangat suka dengan suara musik atau televisi yang keras

2. Tidak sadar dengan bunyi-bunyi yang ada di sekitar

3. Mengalami kesulitan dalam mengingat dan memahami apa yang disampaikan orang lain

Indera peraba

Anak bermain di pantai (Foto: Thinkstock)

Semua informasi yang diterima lewat reseptor di kulit, bisa berupa sentuhan, gesekan, tekanan, suhu, atau rasa sakit. Jika sensori perabaan mengalami gangguan, si kecil umumnya akan menunjukkan gejala:

a. Hipersensitif

1. Menolak menggunakan tangan saat bermain

2. Bereaksi berlebihan ketika terluka atau digigit serangga

3. Memilih menggunakan celana dan lengan panjang untuk menghindari kulit terkena sesuatu

b. Hiposensitif

1. Tidak menyadari dirinya kotor

2. Haus akan sentuhan, atau butuh untuk menyentuh objek atau orang

Indera Penciuman

Ilustrasi Anak (Foto: Thinkstock)

Semua informasi yang didapat dari aroma atau bau yang tercium. Gangguan pada sensori penciuman akan menimbulkan gejala seperti:

a. Hipersensitif

1. Menolak untuk makan makanan tertentu karena aromanya

2. Terganggu dengan aroma parfum

3. Menyukai seseorang atau sesuatu karena aromanya

b. Hiposensitif

a. Gagal untuk mengenali bau yang tidak sedap

2. Mengalami kesulitan dalam membedakan bau.

Indera Pengecapan

Ilustrasi Anak Makan Popcorn (Foto: Thinkstock)

Semua informasi yang didapat dari semua hal yang masuk ke mulut dan lidah. Gangguan di sensori pengecapan akan menunjukkan gejala:

a. Hipersensitif

1. Pemilih dalam mengonsumsi makanan (picky eater)

2. Menyukai makanan yang rasanya tawar

3. Hanya mau makan makanan yang dingin atau panas

b. Hiposensitif

1. Suka menjilat, atau merasakan sesuatu yang tidak pantas dimakan

2. Tidak pernah merasa cukup dengan bumbu atau saus yang ditambah pada makanannya