Memahami Kelainan Lingkar Kepala Bayi yang Disebut Makrosefali

17 Agustus 2018 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala bayi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala bayi. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Ada sebagian bayi yang karena kelainan memiliki lingkar kepala lebih besar ketimbang bayi lainnya, dan disebut makrosefali. Makrosefali merupakan kebalikan dari mikrosefali (lingkar kepala bayi kecil). Anak yang menderita kelainan ini, memiliki ukuran lingkar kepala yang lebih besar dari rata-rata anak normal seusianya.
ADVERTISEMENT
Kadang-kadang, tulang tengkorak bayi penderita makrosefali mengalami penebalan. Dan sambungan antar tulang tengkoraknya, banyak mengalami penebalan. Namun demikian, tidak semua anak dengan kelainan makrosefali memiliki ukuran otak yang lebih besar dari normal. Tak jarang, penderita makrosefali justru mempunyai ukuran otak yang kecil tetapi kepalanya tampak lebih besar, karena di dalam kepalanya terdapat banyak cairan.
Lantas apa penyebab makrosefali? Kelainan ini dapat disebabkan karena beberapa penyebab, Moms. Makrosefali dengan ubun-ubun terbuka dapat disebabkan hidrosefalus atau atrofi otak. Makrosefali disertai ubun-ubun menutup biasanya disebabkan atrofi otak. Adanya hidrosefalus menandakan penumpukan cairan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai sebab, antara lain malformasi struktur otak (malformasi Chiari, Dandy Walker, aqueduct stenosis), radang otak, tumor otak, atau kelainan metabolisme bawaan.
Ilustrasi lingkar kepala bayi baru lahir (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lingkar kepala bayi baru lahir (Foto: Thinkstock)
Sayangnya hingga saat ini, belum ada perawatan khusus yang dapat menyembuhkan makrosefali pada bayi. Pemeriksaan dan penanganan biasanya dilakukan terhadap gejala-gejala spesifik yang ada saja, seperti keterlambatan perkembangan dan keterbelakangan mental.
ADVERTISEMENT
Inilah mengapa orang tua harus memantau lingkar kepala bayi secara berkala terutama pada bayi baru lahir hingga usia 2 tahun. Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia, pemantauan ukuran lingkar kepala merupakan penilaian pertumbuhan anak yang mencerminkan ukuran dan pertumbuhan otak anak.
Pemantauan lingkar kepala sebaiknya dilakukan bersama dengan ukuran ubun-ubun besar. Lingkar kepala diukur dengan pita ukur yang tidak elastis, melingkar dari bagian atas alis, melewati bagian atas telinga, sampai bagian paling menonjol di belakang kepala.