Memahami Sertifikasi Organik Pada Susu

23 Juni 2019 12:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Sapi-sapi penghasil susu organik menghabiskan banyak waktu di ruang terbuka untuk merumput. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Sapi-sapi penghasil susu organik menghabiskan banyak waktu di ruang terbuka untuk merumput. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Label organik pada sayur-sayuran mungkin sudah jadi hal biasa, dan semakin mudah ditemukan di pasar-pasar modern kota besar. Bahkan gaya hidup organik juga sudah banyak diterapkan oleh banyak orang di Indonesia. Tetapi tahukah Anda, Moms, kalau ternyata selain sayur, ada juga susu organik?
ADVERTISEMENT
Organik memang bukan sekadar kata sifat yang melekat kepada gaya hidup sehat yang dalam beberapa tahun ke belakang semakin banyak peminat dan pelakunya. Organik sebetulnya merupakan label yang bisa diberikan untuk produk-produk yang diproduksi tanpa bahan kimia.
Konsep organik memang paling mudah diterima pada produk pertanian. Jika ditanam dan dirawat tanpa pestisida, sudah pasti buah dan sayuran layak disebut hasil pertanian organik.
Namun label organik juga bisa dan boleh disandang oleh produk susu. Tentu saja label itu hanya bisa diberikan jika susu tersebut memang diproduksi secara organik. Seperti sayur dan buah, susu organik juga bebas pestisida. Lalu apakah itu artinya susu konvensional (susu yang tidak organik) dihasilkan dari sapi yang disemprot pestisida? Tentu saja tidak. Perlu diketahui, pestisida hanya digunakan dalam pertanian, bukan peternakan.
ADVERTISEMENT
Lantas, jika sapi konvensional dan organik sama-sama tidak mendapat semprotan pestisida, kenapa susu yang satu mengandung pestisida sementara yang lainnya tidak?
Untuk memahaminya, yuk kita pahami dulu bagaimana sertifikasi organik pada susu, Moms!
Empat Syarat untuk Peternak Sapi Organik
Baik hasil pertanian maupun peternakan, cara termudah untuk membedakan produk konvensional dengan organik adalah dengan memeriksa label organiknya. Hanya produk organik yang memiliki label organik. Label ini juga tak bisa ditempel sembarangan, karena hanya boleh menempel pada produk-produk hasil pertanian atau peternakan yang sudah mendapat sertifikat organik dari Lembaga Sertifikasi Organik (LSO).
Sederhana, bukan? Hanya label. Hanya tempelan tambahan di produk yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Namun di balik tulisan sederhana “Organik” yang menempel di sana, ceritanya tidak sesederhana itu. Untuk mendapat sertifikat organik dari LSO, ada empat persyaratan yang harus dipenuhi sebuah peternakan.
ADVERTISEMENT
Persyaratan pertama adalah soal bibit ternak. Ternak harus organik bahkan sejak bibit. Transfer antara unit organik dan non-organik tidak dibolehkan. Jika ternak bukan berasal dari ternak yang dipelihara secara organik, peternakan perlu melakukan konversi atau proses perubahan suatu sistem pertanian atau peternakan dari konvensional menjadi organik. Integritas organik dijaga ketat dalam proses produksi, dimana harus dilakukan pemisahan, sehingga tidak terkontaminasi bahan non organik.
com-Sapi penghasil susu organik harus diperlakukan dengan sikap penghormatan terhadap makhluk hidup. Foto: Shutterstock
Persyaratan kedua menyangkut pakan. Makanan ternak organik harus seratus persen terbuat dari bahan pakan hijauan (berlaku juga untuk ternak konversi). Asupan makanan untuk sapi-sapi penghasil susu organik ini harus seratus persen organik karena jika tidak, maka susu yang dihasilkan tidak boleh dilabeli organik.
Itu artinya, pakan sapi organik harus berasal dari tanaman yang dirawat tanpa pupuk kimia, pestisida, atau biji-bijian yang dihasilkan tanpa rekayasa genetika. Sumber makanan bebas pestisida inilah yang membuat susu yang dihasilkan oleh sapi-sapi organik bebas dari residu atau sisa bahan pestisida, berbeda dengan susu yang dihasilkan sapi-sapi konvensional.
ADVERTISEMENT
Persyaratan ketiga menyangkut pemeliharaan, kondisi kehidupan, dan pengelolaan lingkungan. Ternak untuk menghasilkan susu organik tak boleh diperlakukan sembarangan, lho, Moms! Kesejahteraan ternak harus diperhatikan betul oleh peternak yang menginginkan sertifikat organik.
Pemeliharaan ternak harus dilakukan dengan sikap perlindungan, tanggung jawab, dan penghormatan terhadap makhluk hidup. Bahkan ternak dipotong giginya pun tidak boleh. Begitu juga dengan pemotongan tanduk. Peternak juga tidak boleh memberikan antibiotik dan suntikan hormon pada sapi-sapinya.
Antibiotik dan suntikan hormon (baik hormon reproduksi maupun hormon pertumbuhan) adalah praktik umum dalam peternakan sapi perah konvensional, karena hal tersebut memang tidak dilarang — secara keseluruhan, ada 450 jenis obat-obatan yang boleh digunakan kepada sapi. Seandainya suatu saat kesehatan seekor sapi organik dalam kondisi sebegitu gawat hingga penggunaan antibiotik tidak bisa dihindarkan, peternak tidak lagi boleh memerah sapi tersebut untuk menghasilkan susu organik, meski pangannya tetap seratus persen organik.
com-Sapi penghasil susu organik harus menghabiskan banyak waktu merumput di bawah sinar matahari. Foto: Shutterstock
Persyaratan keempat adalah menyangkut kandang. Jika iklim mendukung untuk ternak dibiarkan hidup lepas, ternak tidak perlu dikandangkan. Dalam situasi seperti ini kandang hanya berfungsi untuk tempat bernaung bagi ternak jika cuaca membahayakan kesehatan dan keselamatannya.
ADVERTISEMENT
Jika memang kandang tetap diperlukan, peternak harus menjamin sapi-sapi mereka mendapatkan setidaknya 30 persen makanan mereka dari merumput. Sapi organik memang harus dibebasliarkan di padang rumput — yang tentu saja bebas pestisida dan bahan kimia lainnya — selama tiga puluh persen dari waktu makan mereka agar terpapar sinar matahari dan bisa bergerak bebas.
Untuk peternakan yang berada di wilayah yang lebih banyak mendapat sinar matahari, persentasenya bisa lebih tinggi.
Jika semua syarat itu telah terpenuhi, maka peternak berhak mendapat sertifikat organik dari Lembaga Sertifikasi Organik. Produk dari peternakan yang telah tersertifikasi organik boleh ditempeli label organik yang berwarna hijau dan putih. Setiap negara, walau demikian, memiliki label yang berbeda; produk-produk dari negara-negara Uni Eropa memiliki label organik UE yang berwarna merah. Arla, salah satu produsen susu terbesar di Eropa dan diakui sebagai produsen susu organik terbesar di dunia, malah punya standarisasi organik — yang bernama Arlagården — dan label sendiri.
ADVERTISEMENT
“Mutu susu sapi yang baik dipengaruhi oleh banyak hal. Mulai dari pemilihan dan pemberian pakan ternak, proses pemerahan, pengolahan, pengemasan, distribusi hingga pemasaran ke konsumen,” tutur Irene Quist Mortensen, Senior CSR Business Partner Arla pada kumparanMOM di kantor pusat Arla, di Viby J, Denmark, pertengahan Mei lalu.
Apa Manfaat Susu Organik untuk Orang Dewasa dan Anak-anak?
Dilihat dari sudut pandang peternak, semua persyaratan yang disebutkan di atas jelas berat dan merepotkan. Namun hasilnya sepadan, bahkan walau sapi organik memproduksi susu yang secara kuantitas kalah banyak dari sapi konvensional. Sebab, nilai jual susu organik memang lebih tinggi dari susu konvensional.
Tidak hanya produsen saja yang diuntungkan. Sapi-sapi organik juga diuntungkan lewat kesejahteraan hidup yang lebih baik ketimbang sapi-sapi konvensional. Mulai dari pangan yang lebih sehat, hingga perlakuan yang lebih baik. Kebebasan untuk bermain di padang rumput pun bisa lebih mereka dapatkan ketimbang sapi konvensional yang umumnya hampir selalu menghabiskan waktunya di dalam kandang. Hasilnya, sapi-sapi organik menghasilkan mutu susu yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
“Sama seperti manusia, kalau asupannya tidak bergizi, pola makannya tidak sehat, atau ibu stres, pasti juga tidak akan bisa menghasilkan air susu yang baik,” ujar Siobhan Harty Kristensen, pemilik peternakan sapi organik di Denmark, saat menerima kunjungan kumparanMOM pada Mei lalu.
Selain itu konsumen juga diuntungkan karena bisa mendapatkan produk bermutu tinggi yaitu susu yang bebas dari bahan kimia berbahaya. Susu organik tidak mengandung residu pestisida, antibiotika, dan kontaminan lain yang terkandung dalam susu yang dihasilkan sapi konvensional dan memiliki nilai gizi yang unggul.
com-Ilustrasi anak minum susu. Foto: Shutterstock
Misalnya saja, susu organik memiliki kandungan Omega 3 yang lebih tinggi dari susu konvensional. Kadarnya sampai 71 persen lebih banyak dari susu konvensional. Asam lemak ini penting untuk pertumbuhan yang sehat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, asam lemak linoleat (CLA) pada susu organik juga lebih tinggi daripada susu konvensional. Manfaat CLA untuk tubuh adalah meningkatkan metabolisme, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, dan membantu pertumbuhan otot.
Antioksidan pada susu organik juga lebih tinggi dari susu konvensional. Hal ini dikarenakan pakan sapi organik memang lebih kaya antioksidan ketimbang sapi konvensional, karena tanaman yang tidak diberi semprotan pestisida secara alami akan memproduksi lebih banyak antioksidan.
Itulah sebabnya, konsentrasi antioksidan pada susu organik dua kali lebih tinggi daripada susu konvensional. Itu berarti, dengan mengonsumsi susu organik, Anda dan anak-anak Anda akan mendapatkan dua kali lebih banyak antioksidan, yang berarti perlindungan yang lebih kuat terhadap penyakit karena antioksidan berfungsi untuk memperkuat sistem imun.
ADVERTISEMENT
Dengan segala keunggulannya di atas, bisa dimengerti bukan mengapa susu organik — seperti produk susu organik Arla Indofood yang memiliki standar sertifikasi Indonesia dan Uni Eropa — memang jauh lebih baik daripada susu konvensional?
Artikel ini merupakan hasil kerja sama dengan Arla Indofood.