Memantau Bayi di Dalam Kandungan Bisa Dilakukan Sendiri, Ini Caranya

14 September 2018 14:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui kondisi bayi di dalam kandungan, ibu hamil wajib memeriksakan diri ke dokter secara rutin. Namun jika Anda penasaran, sebenarnya ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk memantau sendiri bayi di dalam kandungan. Tingkat akurasi pemeriksaan sendiri di rumah sangat bergantung pada keahlian Anda, metode dan peralatan yang digunakan. Nah Moms, berikut cara yang bisa Anda lakukan:
ADVERTISEMENT
1. Pertumbuhan
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
Untuk memantau pertumbuhan bayi di dalam kandungan, perhatikan pembesaran perut dan kenaikan berat badan Anda. Pada trimester pertama, berat badan Anda harus bertambah minimal 500 gram setiap minggu. Kurang dari itu, laporkan ke dokter atau bidan untuk mencari kemungkinan masalah janin atau gangguan status gizi Anda.
Pertumbuhan bayi juga bisa dipantau dengan meraba perut untuk mengukur tinggi puncak rahim atau fundus yang menonjol di dinding perut. Penghitungan dimulai dari tulang kemaluan hingga ke puncak rahim. Bila jaraknya sekitar 28 sentimeter, berarti usia kehamilan 28 minggu. Laporkan juga ke dokter atau bidan jika tinggi puncak rahim Anda kurang dari tinggi seharusnya.
2. Denyut Jantung
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
Pemantauan frekuensi jantung, sayangnya tidak bisa dilakukan hanya dengan mengusap perut, Moms. Oleh karenanya belilah stetoskop Laeneck atau Doppler di toko alat kesehatan. Food and Drug Administration telah menyatakan bahwa kedua alat monitor tersebut aman digunakan di rumah
ADVERTISEMENT
Cara pakainya, dengan menempelkan ke kandungan sambil di dengarkan. Denyut bayi normal adalah 110-160 denyut per menit. Bila kurang dari 100 atau di atas 180 denyut per menit, harus segera ditelurusi penyebabnya sekaligus dicari solusinya. Misalnya, jika disebabkan adanya kontraksi, dokter akan berusaha menghilangkan kontraksi tersebut dengan obat-obatan.
3. Gerakan
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
Gerakan bayi di dalam kandungan mulai dapat dirasakan sejak usia kehamlan memasuki 20 minggu. Bayi umumnya bergerak normal minimal 10 kali dalam sehari atau 1 kali pada setiap jam. Tidak adanya gerakan bukan selalu pertanda buruk. Bisa saja ia sedang tidur.
Jika lama tidak bergerak, bangunkan atau pancing gerakannya dengan mengelus-elus perut sambil sedikit menekan atau mengetuk perut. Bila janin bergerak lagi, berarti normal. Bisa juga membangunkannya dengan frekuensi suara. Namun, bila bayi terus diam atau tak memberikan respons sama sekali, Anda perlu waspada. Ada kemungkinan bayi mengalami hipoksia yaitu kegagalan bernapas atau kekurangan oksigen yang salah satunya disebabkan akibat terlilit tali pusat.
ADVERTISEMENT
Meski ketiga cara diatas bisa memudahkan Anda dalam memantau bayi di dalam kandungan, Anda tetap harus rutin memeriksakan kehamilan Anda ke dokter kandungan. Hal tersebut penting, untuk mencegah risiko yang mungkin saja Anda alami selama hamil.