Mengenal Forest Bathing, Terapi Alam yang Baik bagi Anak

22 Agustus 2019 9:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hutan Kota Babakan Siliwangi, Bandung Foto: Flickr / Feby Setianingrum
zoom-in-whitePerbesar
Hutan Kota Babakan Siliwangi, Bandung Foto: Flickr / Feby Setianingrum
ADVERTISEMENT
Stres juga bisa menghampiri anak-anak, selain orang dewasa lho, Moms. Berbagai penyebabnya bisa mulai dari kesulitan beradaptasi di sekolah, mengalami bully, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Khusus kasus di Hong Kong saja, mengutip South China Morning Post terdapat 16 pesen anak-anak yang belum masuk sekolah, menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan mental.
Badan kesehatan dunia WHO menyarankan agar anak punya akses menuju ruang hijau, setidaknya yang berjarak 300 meter dari rumahnya. Faktanya, menurut studi yang dilakukan University of Hong Kong menyatakan 90 persen penduduk di sana, mempunyai tempat tinggal yang berjarak sekitar 400 meter dari ruang terbuka hijau, tapi sayangnya banyak keluarga yang tidak memanfaatkan hal ini.
"Kami memperhatikan bahwa orang tua justru menghindari alam karena dianggap kotor dan berbahaya. Dan area hijau sering kali tidak ramah dengan tanda seperti 'jangan injak rumput',” ujar Dr Tanja Sobko dari School of Biological Sciences, seperti dikutip dari South China Morning Post.
Anak Traveling ke Alam Foto: Shutter Stock
Hal ini lah yang mendorong Sobko dan kolaborator Profesor Gavin Brown dari University of Auckland di Selandia Baru, mengukur hubungan anak yang belum sekolah dengan alam. Studi yang dilakukan pada 2016 lalu ini, melibatkan 493 keluarga yang mempunyai anak berusia antara 2 hingga 5 tahun.
ADVERTISEMENT
Hasilnya menunjukkan bahwa orang tua dengan anak yang senang menyatu dengan alam lebih sedikit mengalami tekanan atau stres, hiperaktif, maupun emosional. Ya, anak-anak tersebut juga punya perilaku pro-sosial yang lebih baik serta tidak kesulitan mencari teman!
Maka dari itu Moms, Anda perlu membawa buah hati ke ruang terbuka hijau. Ajak si kecil mengunjungi taman atau hutan, dan hal ini yang kerap disebut terapi hutan atau forest bathing.
Forest bathing sendiri pada awalnya diperkenalkan di Jepang pada tahun 1980an, serta dikenal dengan nama Shinrin-yoku. Caranya, bersama si kecil pergi ke ruang terbuka hijau, kemudian ajak ia berjalan menelusuri hutan secara perlahan.
Anak Kemah di Alam Foto: Shutter Stock
Lalu apa saja manfaatnya?
Banyak, Moms! Studi yang dilakukan pada 2018 lalu oleh University of East Anglia di Inggris, dalam jurnal Environmental Research melacak 290 juta peserta dari 20 negara. Hasilnya, menunjukkan, seseorang termasuk anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di ruang hijau, dapat mengurangi risiko beberapa penyakit kronis seperti jantung koroner, menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol, dan mengurangi risiko diabetes.
ADVERTISEMENT
“Forest bathing dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi tekanan darah, dan meningkatkan tingkat energi. Terapi ini juga bisa meningkatkan suasana hati, kualitas tidur, dan kemampuan untuk fokus. Forest bathing juga dapat mempercepat kemampuan tubuh untuk sembuh dari sakit,” tulis Chris Naylor, dalam bukunya yang berjudul Go Wild: Find Freedom and Adventure in the Great Outdoors.
The Guardian menuliskan, ada studi baru yang menunjukkan bahwa forest bathing dapat mengurangi tekanan darah, menurunkan kadar kortisol dan meningkatkan konsentrasi serta memori. Sebuah bahan kimia yang dilepaskan oleh pohon dan tanaman yakni phytoncides, juga mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Jadi, tunggu apalagi Moms? Yuk ajak anak untuk menerapkan forest bathing!