Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Generasi yang lahir di tahun 1980 - 2000 atau generasi milenial selalu menarik untuk dibahas. Generasi sebelumnya kerap menyebut ini generasi yang narsis, terlalu berorientasi pada diri sendiri atau serba cuek dan kurang peduli.
ADVERTISEMENT
Ujaran "anak jaman now" pun sering disematkan bersama berbagai opini untuk generasi milenial yang dianggap sebagai anak-anak muda dengan karakter berbeda. Padahal faktanya, alih-alih disebut anak muda, banyak milenial kini lebih tepat disebut orang tua muda.
Maklum saja, dengan rentang usia 18 - 38 tahun , kebanyakan sudah masuk mulai berkeluarga dan menjadi orang tua. Mereka kini berstatus ibu atau ayah dengan anak usia sekitar 0-12 tahun.
Lantas seperti apa wajah orang tua milenial? Bagaimana mereka menjalani perannya sebagai orang tua? Benarkan berbeda dari generasi sebelumnya?
Masih dalam semangat Hari Ayah Nasional yang diperingati setiap tanggal 12 November, bulan ini kumparanMOM sengaja mensurvei lebih dari 100 orang ayah di Jabodetabek yang berusia 21-38 tahun untuk mengenali mereka. Simak yuk Moms, seperti apa hasilnya.
1. Hadir untuk keluarga
Ayah milenial sadar bahwa perannya sebagai ayah sudah dimulai sejak sang istri mengandung buah hatinya. Tidak hanya memastikan kehadirannya untuk keluarga, berbagai bentuk dukungan pun mereka tunjukkan. Mulai dari menemani istri mengikuti senam hamil hingga mengikuti kelas parenting.
ADVERTISEMENT
Dari hasil survei yang kumparanMOM lakukan, 98,2 persen ayah milenial mengaku selalu menemani istri saat memeriksakan kandungan.
Dukungan yang diberikan pun terus mengalir hingga istri melahirkan. 78,9 persen ayah menyatakan, dengan penuh keberanian ikut menemani istri berjuang di dalam ruang bersalin saat melahirkan.
2. Mendukung pemberian ASI
Hasil survei menunjukan, 80,7 persen ayah mendukung pemberian ASI untuk bayi. Mereka paham bahwa ASI adalah nutrisi terbaik untuk buah hati, sehingga mereka merasa perlu untuk memberikan dukungan penuh kepada istri agar berhasil menyusui.
Dukungan yang mereka berikan beragam, mulai dari mengikuti kelas edukasi laktasi, membantu memberikan ASI perah saat istri istirahat, hingga memastikan istri selalu gembira agar ASI yang diproduksi melimpah. Intinya, mensukseskan pemberian ASI dengan berbagai upaya.
ADVERTISEMENT
Dukungan ini besar sekali dampaknya, Moms. Mengutip laman resmi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), menyusui merupakan investasi untuk masa depan generasi dan dunia yang sehat. Pemberian ASI juga sangat erat kaitannya dengan angka kematian bayi (AKB) yang merupakan salah satu target Millenium Development Goal (MDGs) 2015.
3. Terlibat banyak hal dalam keseharian anak
Meski sibuk bekerja, meluangkan waktu bersama anak tampaknya menjadi hal yang wajib dilakukan bagi ayah milenial. Terbukti, hasil survei menunjukkan 96,5 persen ayah milenial sering mengajak anak bermain bersama.
Tak hanya itu, mereka juga tak segan ambil bagian dalam merawat anak. Tugas merawat anak yang biasanya identik dilakukan oleh ibu, kini mereka kerjakan. Misalnya saja, memandikan anak, menyuapi anak, atau mengganti popok anak.
ADVERTISEMENT
Para ayah milenial juga merasa ia dan istri punya peran yang sama besar dan penting dalam pengasuhan anak. Hasil survei menunjukkan 54,4 persen ayah milenial menyatakan hal ini.
Tidak heran kalau para ayah milenial juga ikut menentukan berbagai hal terkait kebutuhan anak. Soal kesehatan misalnya, 71 persen ayah ikut menentukan dokter bagi anak-anaknya. Sementara, 53,5 persen ayah milenial bahkan mau ikut 'repot' menentukan pakaian atau aksesoris apa yang harusnya dipakai anak.
4. Tidak keberatan berbagi tugas rumah tangga bersama istri
Tugas ayah bekerja mencari nafkah di luar rumah, sementara tugas ibu mengurus kebutuhan rumah tangga. Anggapan itu tampaknya sudah melekat erat di masyarakat. Tapi, buat ayah milenial, pernyataan semacam itu tampaknya jadi cerita lama dan mulai terasa tidak relevan lagi.
ADVERTISEMENT
Menurut survei yang didapat kumparanMOM, ayah milenial ternyata tak keberatan membantu istri melakukan pekerjaan rumah tangga. Misalnya saja, 57,9 persen ayah sering membantu istri untuk membersihkan halaman rumah, 56,1 persen ayah menjawab kerap membantu membersihkan kamar mandi, bahkan 49,1 persen ayah tak segan mencuci piring--pekerjaan yang sangat identik dengan tugas ibu.
5. Ingin menjadi sosok ayah yang seru dan asyik
Sebanyak 53,5 persen ayah menilai gaya pengasuhannya sangat berbeda dengan gaya pengasuhan ayahnya dulu. Label ayah sebagai sosok yang 'keras' dan sulit diajak berdiskusi tampaknya ingin dihapus oleh para ayah milenial.
Dari hasil survei yang dihimpun kumparanMOM, 70,2 persen ayah milenial ternyata ingin menjadi sosok ayah yang seru dan asyik di mata anak-anaknya. Mereka ingin dekat dan bisa banyak menghabiskan waktu untuk mereka.
ADVERTISEMENT
Meski 60,5 persen mengaku, menjadi ayah kerap membuat dirinya merasa khawatir tentang anak, bukan berarti identitas ini dijalani sebagai beban. Bahkan 58,8 persen menyatakan menjadi ayah membuat hidupnya bahagia. Sementara 20,2 persen lainnya mengaku bangga menjalankan perannya sebagai seorang ayah.
Menarik bukan? Bagaimana dengan suami Anda, ayah dari anak-anak tercinta, Moms? Yuk, berbagai cerita di kolom komentar!
====================
Selengkapnya seputar Ayah Milenial dapat disimak dalam topik Wajah Ayah Milenial .