Risiko Memberikan Bayi ASI Perah dengan Botol Dot

14 Oktober 2018 21:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ASI perah.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai ibu bekerja, memberikan ASI perah memang menjadi salah satu alternatif paling baik untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Memberikan ASI perah ke bayi sebaiknya tidak menggunakan dot, melainkan lewat media lain seperti: gelas, sendok, soft cup feeder, spuit atau training cup.
ADVERTISEMENT
Menurut dokter spesialis anak sekaligus konselor laktasi, dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, penggunaan dot bisa menghambat suksesnya proses menyusui.
“Bayi yang terbiasa minum dari botol dot memiliki risiko bingung puting. Hal ini yang menyebabkan bayi menolak menyusu melalui payudara karena terbiasa menyusu menggunakan dot. Dan risiko lain yang mengintai bisa mengurangi produksi ASI,” ujar dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, saat dihubungi oleh kumparanMOM.
Selain bingung puting, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada beberapa kerugian lainnya ketika Anda memberikan ASI perah lewat media botol dot, seperti:
1. Penyapihan dini
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Shutterstock)
Ada berbagai pendapat mengenai hubungan dot dan inisiasi serta durasi menyusu. Satu hipotesis menunjukkan bahwa pengenalan dot secara awal dapat menyebabkan teknik mengisap yang salah pada bayi. Bayi mungkin menjadi terbiasa dengan puting buatan dan menolak payudara alami. Akibatnya, bayi durasi menyusu pada payudara ibunya berkurang, dan akhirnya bisa menyebabkan penyapihan dini. Dari beberapa penelitian, penggunaan dot telah terbukti mengakibatkan penyapihan dini pada bayi. Bayi menemukan kesenangan dengan mengisap dot, sehingga tidak berselera lagi untuk menyusu langsung pada payudara ibu.
ADVERTISEMENT
2. Menyebabkan masalah gigi
Ilustrasi gigi bayi yang baru lahir. (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gigi bayi yang baru lahir. (Foto: Shutter Stock)
Penggunaan dot yang berkepanjangan mempunyai korelasi kuat dengan timbulnya masalah gigi, seperti karies. Dari beberapa penelitian, terbukti ada korelasi antara penggunaan dot yang berkepanjangan (2 tahun atau lebih) dengan timbulnya karies. Keadaan ini diperberat bila penggunaan dot dilakukan sambil tidur (night feeding). Penelitian terhadap 150 anak usia 18 - 36 bulan menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kebiasaan minum dot botol sambil tidur dengan timbulnya karies serta kerusakan gigi anak.
3. Memicu timbulnya infeksi telinya
Ilustrasi Telinga dan Pendengaran Bayi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Telinga dan Pendengaran Bayi (Foto: Pixabay)
Penggunaan dot sering dihubungkan dengan meningkatnya kejadian infeksi pada bayi karena transmisi mikroorganisme patogen, antara lain peradangan telinga dan infeksi saluran nafas. Peradangan telinga adalah salah satu infeksi yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak. Beberapa faktor risiko untuk peradangan telinga telah diidentifikasi. Beberapa penelitian melaporkan terjadinya peningkatan insidensi peradangan telinga yang dihubungkan dengan penggunaan dot. Hal ini mungkin berhubungan dengan ketidakseimbangan tekanan di rongga telinga tengah. Aktivitas mengisap yang terjadi dapat menarik cairan dari kerongkongan ke saluran tengah telinga. Hal ini menyebabkan telinga bayi lebih mudah terinfeksi bakteri.
ADVERTISEMENT
Jadi Moms, sebelum memberikan ASI perah dengan media botol dot, sebaiknya Anda telah menimbang-nimbang manfaat dan kekurangannya terlebih dahulu.