Pentingnya Membuat Birth Plan untuk Persalinan yang Damai

19 Mei 2018 11:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Persalinan merupakan peristiwa sakral dan tentunya menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi setiap ibu. Karenanya, semua calon ibu pasti menginginkan persalinan yang damai, bahagia, dan sesuai ekspektasi.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang dapat mewujudkannya adalah dengan membuat birth plan atau rencana persalinan. Menurut American Pregnancy, birth plan adalah dokumen tertulis mengenai pilihan ibu dan pasangan saat melahirkan bayinya nanti.
Jika telah menulis birth plan, Anda dapat mendiskusikannya dengan dokter atau bidan yang akan membantu persalinan nanti. Anda dapat membicarakan birth plan dengan dokter atau bidan saat usia kandungan menginjak 32-36 minggu. Diskusi dengan tim medis tersebut dapat menjadi jalan bagi ibu untuk mempertahankan hak-haknya selama proses persalinan berlangsung. Birth plan juga bisa menjadi acuan bagi ibu untuk mempersiapkan diri jelang melahirkan.
Ada beberapa topik yang bisa Anda isi untuk menulis birth plan, seperti:
1. Siapa saja orang yang diinginkan ibu untuk mendampinginya di ruang bersalin. Misalnya, suami, doula atau ibu kandung.
ADVERTISEMENT
2. Daftar makanan dan minuman apa saja yang ingin disediakan saat jelang persalinan dan pascapersalinan.
3. Aktivitas apa saja yang bisa dilakukan saat menunggu persalinan.
4. Siapa yang mendokumentasikan proses persalinanan
5. Posisi persalinan yang diinginkan ibu
6. Jika proses persalinan yang ibu inginkan tidak bisa terwujud, berikan rencana cadangan
7. Intervensi media apa saja yang ibu ingin dan tidak ingin lakukan
8. Suasana ruangan persalinan yang bisa membuat ibu jadi nyaman, misalnya dengan aroma terapi atau alunan musik instrumental.