Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
"Wah, lel keletanya panjang"
"Lambut Kakak keliting."
"Aku mau telul dadal!"
ADVERTISEMENT
Balita yang bicara cadel atau mengucapkan huruf R dengan tidak sempurna sehingga dilafalkan menjadi huruf L, umum ditemukan. Bahkan, banyak orang yang menganggap anak bicara cadel itu lucu atau menggemaskan.
Tapi, bagaimana bila menjelang ulang tahunnya yang ke-3 atau masuk usia prasekolah anak masih tetap cadel? Padahal, anak-anak seusianya sudah dapat melafalkan huruh R dengan baik dan jelas. Apa pula penyebab anak bicara cadel?
Cadel pada anak bisa beragam sebabnya. Salah satunya, karena faktor fisik atau kondisi lidah anak sejak lahir. Misalnya lidah anak terlalu kecil atau pendek (tongue-tie). Kondisi lidah seperti ini menjadikan gerakan antara lidah dan mulut terbatas sehingga sulit melafalkan huruf R secara jernih.
Dilansir Mayo Clinic , lidah pendek atau tongue-tie dalam bahasa medis disebut ankyloglossia. Kondisi ini terjadi akibat pita jaringan (frenulum lingual) berukuran terlalu pendek, tebal hingga rapat yang merekatkan ujung lidah ke dinding mulut.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi itu, lidah akan sulit dicengkeram yang bisa menyebabkan kesulitan anak untuk menyusu, menelan, makan, hingga bicara.
Pada kasus lain, cadel karena faktor fisik juga bisa disebabkan adanya gangguan pada kelenjar di leher anak. Anda dapat mencurigai hal ini dan segera berkonsultasi ke dokter bila anak yang sudah dapat bicara dengan lancar tiba-tiba menjadi cadel atau sulit bicara.
Di luar faktor fisik, anak bisa bicara cadel akibat kebiasaan bicara yang didukung oleh lingkungannya --termasuk orang tua. Misalnya anak tidak dilatih untuk dapat melafal dengan benar atau malah sengaja diajak bicara cadel, karena dianggap lucu atau seperti bahasa bayi yang manja.
Tidak jarang kan, Anda mendengar orang tua bicara cadel juga pada anak atau menggunakan bahasa bayi? Seperti, "Tayang, tayang, Ibu tayang adik yang lambutnya keliting," saat ingin mengatakan, "Sayang, sayang, Ibu sayang adik yang rambutnya keriting." atau mengatakan "Ciapa yang mau Ibu macakin telul dadal?" ketika menawarkan telur dadar pada anak.
Apakah Anda termasuk yang seperti itu?
ADVERTISEMENT
Bisa juga, karena anak memancing perhatian Anda dengan bicara cadel. Anak menangkap bahwa Anda akan lebih memberi perhatian bila ia bicara seperti ini.
Semakin Anda merespon, anak semakin terbiasa melakukannya dan ini bisa jadi bumerang yang merugikan anak. Perkembangan berbahasa anak dapat terganggu dan anak tidak paham bahwa ia seharusnya berbicara dengan benar.
Jadi sebaiknya, mulai latih anak untuk bisa berbicara jelas dan benar pelafalannya. Bila anak bicara cadel, Anda justru dapat membantu anak mencontohkan yang benar.
Saat si kecil mengatakan, "Aku mau telul dadal," responslah dengan, "Oh, kamu mau telur dadar? Sebentar, ya. Kita beli dulu telurnya di warung Bu Rudi."
Kalau anak bilang, "Lambutku keliting sepelti Ibu," katakan, "Betul. Rambutmu keriting seperti rambut Ibu. Bisakah kamu bilang, keriting?". Dengan begini Anda membantu anak mengoreksi ucapannya tanpa membuat anak merasa disalahkan.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa, ajak juga semua anggota keluarga yang lain untuk mendukung Anda dan tidak mengajak si kecil bicara cadel lagi. Selamat mencoba!