Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang ibu, Anda pasti mengharapkan bayi terlahir dengan fisik yang sempurna dari ujung kepala hingga ujung kaki. Namun, karena suatu kondisi atau proses persalinan yang sulit, beberapa bayi bisa berubah bentuk tubuhnya, seperti kepala peyang.
ADVERTISEMENT
Dilansir Healthline, kepala peyang pada bayi dikenal dengan sindrom flat head atau plagiocephaly. Kondisi itu terjadi karena sebuah titik datar berkembang di belakang atau sisi kepala bayi sehingga kepalanya terlihat asimetris. Ya Moms, ada dua jenis plagiocephaly pada bayi, yakni posisi dan bawaan.
Plagiocephaly posisi atau plagiocephaly deformasional, adalah jenis yang paling umum dari sindrom kepala datar. Menurut American Academy of Family Physicians, sindrom ini rata-rata dialami hingga 50 persen bayi yang ada di Amerika. Sedangkan Plagiocephaly bawaan, juga dikenal sebagai craniosynostosis merupakan cacat lahir yang langka. Ini terjadi di mana ruang fibrosa antara tulang tengkorak bayi, berdekatan sehingga membuat bentuk kepala bayi tidak normal.
Namun Plagiocephaly kongenital hanya terjadi pada satu dari setiap 2.000 hingga 2.500 kelahiran saja. Berikut adalah beberapa penyebab yang bisa membuat kepala bayi peyang.
ADVERTISEMENT
Lahir Prematur
Bayi yang lahir prematur memiliki tulang yang lebih lunak daripada bayi yang lahir cukup bulan. Mereka juga lebih cenderung untuk tinggal di rumah sakit yang lebih lama, di mana mereka menghabiskan banyak waktu dengan berbaring. Sehingga mereka lebih mungkin mengidap Plagiocephaly posisi.
Lahir dengan Forsep dan Vakum
Jika ketika melahirkan Anda menggunakan prosedur forsep dan vakum, bukan tak mungkin si kecil mengalami kepala peyang. Sebab penggunaan alat forsep dan vakum akan memberi tekanan pada tengkorak dan tulang bayi yang lunak.
Muscular Torticollis
Ini adalah suatu kondisi di mana otot leher bayi kaku atau tidak seimbang. Ini disebabkan oleh terbatasnya ruang di dalam rahim atau bayi berada dalam posisi sungsang. Kondisi itu bisa membuat bayi lebih sulit untuk menggerakkan leher dan kepalanya. Hal itu dapat menyebabkan mereka hanya suka mengarah pada satu sisi, sehingga dapat menyebabkan plagiocephaly atau kelainan bentuk tengkorak lainnya.
Posisi Tidur yang Salah
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang baru menjadi ibu baru, Anda perlu memperhatikan posisi tidurnya. Jangan sampai ia tidur dalam posisi yang sama, misalnya bayi tidur dengan kepala menghadap ke kanan atau kiri saja. Hal itu memberikan tekanan yang konsisten pada bagian tengkorak yang sama.
Jika bayi terus menerus di posisi ini, membuatnya lebih berisiko mengalami plagiocephaly posisi dalam empat bulan pertama kehidupan, sebelum mereka memiliki kemampuan untuk berguling sendiri. Untuk mengurangi risiko ini, beri bayi Anda tummy time yang cukup saat mereka bangun. Lebih baik, habiskan waktu untuk menggendongnya alih-alih membiarkannya berbaring di tempat tidur untuk waktu yang lama.
Kurang Melakukan Tummy Time
Kepala peyang pada bayi bisa terjadi karena Anda tak sering memberinya waktu tummy time, Moms. Bayi Anda mungkin menangis saat pertama kali melakukan tummy time. Tapi tenang saja, tummy time penting untuk pertumbuhannya karena bisa membangun kekuatan dan ototnya untuk berguling, merangkak, duduk, dan berjalan.
ADVERTISEMENT
Saat bayi Anda bangun, letakkan di perut Anda dengan sebelumnya mengalaskan selimut. Mulailah dengan beberapa menit per sesi setiap hari, Moms. Ketika si kecil sudah bisa mengangkat kepalanya, tingkatkan durasi tummy time-nya ya.
Live Update