Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pertama Kali Anak ke Dokter Gigi, Apa Saja yang Diperiksa?
16 Februari 2019 17:27 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan gigi anak harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah munculnya masalah gigi yang lebih serius. Apalagi, masalah gigi pada anak bisa menjadi awal masalah kesehatan lainnya.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja, karena sakit gigi, anak jadi tidak mau makan ataupun minum sehingga berdampak pada asupan gizi yang terganggu. Atau, bisa juga karena sakit gigi, kegiatan belajar anak jadi terhambat karena ia merasa sakit gigi buatnya tidak bisa konsentrasi.
Kapan sebaiknya anak dibawa ke dokter gigi untuk pertama kalinya? Dokter Gigi Spesialis Anak, drg. Annisa Rizki Amalia dari.......... mengatakan, kalau anak bisa dibawa ke dokter gigi untuk pertama kalinya sejak ia mulai tumbuh gigi.
“Kalau tumbuh giginya di enam bulan, berarti enam bulan ke dokter gigi,” kata dokter yang akrab disapa Icha ini saat ditemui pada Jumat (15/2).
Pada kunjungan pertama anak ke dokter gigi, ternyata bukan hanya kesehatan gigi si anak yang menjadi fokus pemeriksaan dokter, namun dokter juga ingin mengetahui bagaimana anak menjaga kebersihan giginya di rumah lho, Moms. Kunjungan perdana ini juga menekankan sisi edukasi kepada orang tua dan anak, tentang pandangan serta perilaku perawatan gigi yang positif.
ADVERTISEMENT
“Kalau misalnya dia belum bisa (menjaga kebersihan gigi), kita ajarin, berikut caranya,” tambahnya.
Pertumbuhan gigi dan gusi anak pun turut dipantau oleh dokter gigi anak. Karena, ada kalanya anak tumbuh dengan kelainan gigi, misalnya enamel gigi anak lemah sehingga membuat gigi mudah gigis yang ditandai dengan gigi berubah menjadi hitam.
Maka dari itu, semakin cepat terdeteksi, semakin cepat pula penanganan yang dapat diberikan untuk anak.
“Berarti sikat giginya harus diganti, nih. Sikat giginya harus mulai pakai flouride. Sikat giginya dua kali sehari, dietnya juga kita atur,” tambah Icha.
Pada anak yang memiliki kondisi gigi gigis, orang tua pun harus membuat catatan pola makan anak, apa saja yang ia makan dan jam berapa ia makan untuk kemudian dilaporkan pada dokter gigi.
ADVERTISEMENT
Selain risiko gigi yang mudah gigis, dokter gigi anak juga akan memantau risiko anak memiliki karies gigi. Karies bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk karena tertular bakteri dari orang-orang di sekitarnya. Kok bisa?
Icha memaparkan, bila pengasuh utama anak, baik ia orang tua maupun pengasuh memiliki gigi yang bolong, maka bakteri bisa berpindah dari mulut ibu lewat udara dan ludah. Contohnya saat Anda atau pengasuh meniup makanan, makan satu sendok bersama anak, dan juga lewat ciuman.
“Bakteri yang ada di mulut ini, penyebab gigi bolong itu kan bakteri normal. Tapi begitu ada makanan yang terlalu banyak, maka bakteri jadi aktif,” katanya.
Untuk itu, Moms, demi mencegah sakit gigi pada anak, buat kebiasaan menyikat gigi dua kalil sehari dengan rutin serta teratur memeriksakan gigi ke dokter. Kasihan kan kalau aktivitas si kecil jadi terganggu karena sakit gigi yang padahal seharusnya itu bisa dicegah.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi tambahan, sebaiknya Anda memilih untuk mendatangi dokter gigi anak, yakni dengan gelarnya Sp.KGA, Moms. Ini karena mereka selain terlatih soal urusan kesehatan gigi, tapi mereka juga mempelajari pendekatannya kepada anak-anak yang tentu berbeda kepada orang dewasa.
Namun, bila dokter gigi anak tak tersedia di RS maupun klinik yang dekat dengan tempat tinggal Anda, tak masalah pula mendatangi dokter gigi biasa. Pilihlah yang telah terbiasa menangani pasien anak, sebab si kecil bisa merasa dokter yang 'welcome' dengannya maupun sebaliknya.