Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Psikolog: Sering Menyalahkan Anak Bikin Si Kecil Tidak Percaya Diri
3 Januari 2019 12:08 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
ADVERTISEMENT
Sikap orang tua berperan penting dalam membentuk kepribadian anak. Sebab, anak bisa meniru apa saja yang dilakukan oleh orang tua. Apa yang orang tua lakukan juga bisa berdampak bagi psikis anak, terlebih bila berkaitan dengan pola tingkah laku.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, sebaiknya Anda hindari menerapkan sikap otoriter pada anak. Kurang-kurangi pula kebiasaan suka menyalah-nyalahkan anak atas apa yang diperbuatnya. Sebab, tingkah suka mengoreksi tersebut bisa membuat anak tumbuh menjadi tidak percaya diri dan cenderung suka menyalahkan diri sendiri bila bertindak tidak sesuai yang Anda inginkan.
"Kebiasaan menyalahkan diri sendiri karena orang tua yang otoriter dan sering mengoreksi serta menyalahkan anak-anaknya bisa membuat anak tumbuh dengan rasa bersalah yang besar," kata Masfuukhatur Rokhmah M.Psi, psikolog klinis dari Metamorfosis Self Development Center, Sawangan, yang juga pengajar di Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, Depok, yang dihubungi kumparanMOM.
Anak yang telah terbiasa tumbuh dengan rasa bersalah dan kurang percaya diri berindikasi punya gangguan depresi ke depannya, Moms. Jika terus berlanjut dan tidak mendapatkan penanganan dan teman berbagi, bisa saja anak merasa hidupnya tidak berguna dan dapat berujung pada keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
ADVERTISEMENT
Mengapa bisa demikian? Karena anak tidak punya sosok yang bisa membuatnya nyaman. Anak juga cenderung selalu berusaha menjadi orang yang perfeksionis, dan terkadang takut untuk melakukan kesalahan sekecil apapun.
"Tidak adanya figur nyaman dan kelekatan yg baik dengan ortu membuat anak kesulitan utk menyampaikan isi hatinya," tambah Fukha.
Selain itu, anak yang sering disalah-salahkan akan merasa kecil hati. Fukha menambahkan, anak bisa saja tumbuh agar sesuai dengan standar yang ditetapkan orang tuanya, dan itu bisa membuatnya tidak menjadi dirinya sendiri.
Oleh karena itu, Moms, yuk belajar untuk lebih menghargai apa yang dilakukan oleh anak. Jangan terburu-buru mengoreksinya bila melakukan suatu hal. Apresiasi apa yang telah diperbuatnya.
Bila anak salah, jangan cepat mencaci makinya. Coba bicarakan baik-baik dan nasehati dengan cara yang bijak.
ADVERTISEMENT
Tunjukkan sikap terbuka agar anak nyaman bercerita tentang segala hal kepada Anda. Dan coba pahami potensi dan kelemahannya. Dukung segala hal yang baik bagi dirinya, dan jangan paksa anak untuk menjadi seperti yang Anda inginkan. Karena sesungguhnya, tiap anak punya potensi dan kelebihan yang berbeda-beda.
Penulis: Nanda Saputri