Ragam Tes Skrining untuk Bayi Baru Lahir

24 Januari 2018 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi baru lahir (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi baru lahir (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Tahukah Anda? Ada beberapa tindakan yang akan dilakukan oleh bidan, dokter, atau perawat segera setelah bayi dilahirkan. Yang pertama dan paling umum dilakukan adalah memotong ari-ari bayi -kecuali bila Anda sebelumnya telah menyampaikan keinginan untuk membiarkan ari-ari putus secara alamiah. Setelah itu, dokter atau perawat akan melakukan proses skrining atau pemeriksaan kesehatan yang diperlukan untuk bayi.
ADVERTISEMENT
Skrining bayi baru lahir dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan sejak awal kelahiran. Apabila ditemukan gangguan atau kelainan pada saat pemeriksaan, maka kelainan tersebut dapat ditangani sedini mungkin.
Nah, pemeriksaan apa saja sebenarnya yang biasa dilakukan saat bayi Anda lahir? Yuk, baca selengkapnya di bawah ini.
1. Tes Apgar
Tes apgar adalah tes untuk menilai kondisi dan kemampuan bayi saat baru lahir. Tes ini dilakukan dua kali yaitu pada satu menit pertama dan lima menit pertama seyelah bayi lahir. Tes ini hanya memeriksa semua tanda vital pada bayi dan membantu tim medis memutuskan apakah bantuan atau perawatan diperlukan, pada saat kelahiran, atau nanti.
Dikutip dari kidspot.co.nz, saat anak diperiksa ada lima karakterisikt fisik yang diamati seperti warna kulit, detak jantung, refleks, tonus otot dan pernapasan. Setiap karakteristik pemeriksaan tersebut akan diberi nilai oleh dokter.
ADVERTISEMENT
Nilai-nilai tersebut menunjukkan kondisi bayi. Nilai-nilai yang muncul akan berbeda-beda sesuai aspek masing-masing bayi. Nilai 0-7 bayi artinya bayi Anda secara keseluruhan bermasalah dan membutuhkan perawatan segera, nilai 4-7 bayi Anda mengalami beberapa masalah pada tubuhnya serta juga dibutuhkan perawatan, nilai 7-10 bayi normal.
2. Heel Prick Test
Moms, jangan panik pada saat dokter atau perawat mengambil darah pada tumit bayi saat baru lahir. Pengambilan sampel darah melalui tumit tidak akan membahayakan bayi Anda. Setelah diambil, darah akan dibawa ke laboratorium untuk diuji apakah bayi Anda memiliki kelainan bawaan lahir atau tidak.
3. Tes Pendengaran
Tidak semua negara mewajibkan untuk melakukan tes ini. Tes pendengaran pada bayi terdiri dari dua jenis, yaitu dengan Otoacoustic Emissions (OAEs) dan Auditory Brainstem Response (ABR). Tes ini biasanya akan berlangsung selama 10 menit.
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan dilakukan saat bayi dalam kondisi diam atau tertidur. Saat diperiksa, dokter akan memberikan bantalan sensor kecil di kepalanya dan sebuah suara akan diputar melalui telinganya atau menggunakan earphone khusus bayi. Setelah itu dokter akan menilai respon dari bayi tersebut.
4. Development Dysplasia of The HIP (DHH)
DHH adalah gangguan yang terjadi karena tulang panjang (femur) kaki lepas dari lengkung tulang panggul (acetabulum). Pemeriksaan DHH biasanya dilakukan segera setelah bayi lahir. Kemudian pemeriksaan ulang akan kembali dilakukan ketika bayi memasuki usia 6 minggu.
Bagaimana cara pemeriksaannya? Bayi akan diletakkan di atas ranjang. Dokter akan membiarkan kaki dan panggulnya bergerak. Setelah itu dokter akan melihat apakah bayi Anda mengalami tanda-tanda cedera pada kaki dan panggulnya. Sebagian dokter menggunakan sinar-x untuk mendeteksi DHH.
ADVERTISEMENT