Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sembelit Bisa Jadi Tanda Hamil! Ini Alasannya
30 September 2018 9:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Ketika Anda sangat mengharapkan kehadiran buah hati, tentu Anda jadi sangat memperhatikan beberapa tanda hamil yang mungkin muncul. Mulai dari morning sickness, terlambat haid, hingga payudara yang terasa nyeri.
ADVERTISEMENT
Namun itu baru gejala yang umum. Padahal ada pula tanda hamil yang tidak biasa tapi mungkin muncul pada Anda. Salah satunya seperti sembelit. Bagaimana sembelit bisa hadir pada masa awal kehamilan, Moms?
Konstipasi atau sembelit sebenarnya normal terjadi pada ibu hamil. Namun Anda mungkin tidak menyadari hubungannya dengan kehamilan.
Padahal sembelit juga merupakan “ulah” dari hormon progesteron, salah satu hormon yang berperan besar atas munculnya ketidaknyaman pada masa awal mengandung.
Level hormon progesteron yang meningkat membuat jaringan-jaringan otot pada sistem pencernaan lebih rileks. Alhasil tubuh Anda pun mencerna makanan lebih lama. Semakin lama makanan bertahan di dalam usus, makin banyak air yang terserap kembali ke tubuh. Feses pun lebih padat dan susah dikeluarkan.
Dilansir Bounty, sebenarnya proses mencerna makanan yang lama penting bagi janin. Hal ini untuk memastikan janin punya waktu yang cukup untuk menyerap nutrisi yang ia butuhkan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, sembelit sebagai tanda hamil ini diikuti oleh beberapa masalah pencernaan lain. Biasanya Anda akan merasa kembung, begah dan sering kentut. Tak hanya pada trimester pertama, gejala ini bisa berlanjut selama 9 bulan kehamilan.
Jika Anda mengalami konstipasi sebagai tanda hamil , Anda bisa melakukan sesuatu untuk menguranginya. Sebaiknya konsumsi banyak makanan kaya serat seperti buah-buahan dan sayur. Jangan lupa untuk sering-sering minum air putih. Untuk mengurangi gas berlebih, Anda bisa menghindari mengonsumsi kacang polong, bawang merah, atau kubis sementara waktu.