Sumber Stres Balita Sesuai Usia

11 Mei 2018 12:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi balita stres. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi balita stres. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Stres bukan hanya terjadi pada orang dewasa, balita juga bisa lho, Moms. Sumber stresnya pun berbeda. Bisa disebabkan oleh tingkat tumbuh kembang, pengetahuan, hingga pengalaman yang dirasakan dan ada di sekitar si kecil.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tentunya sangat berkaitan dengan usia anak. Nah, apa saja sumber stresnya? kumparanMOM (kumparan.com) merangkum sumber stres balita berdasarkan usianya, sebagai berikut:
Usia 3 tahun
Ilustrasi balita stres. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi balita stres. (Foto: Thinkstock)
Pada usia ini, balita memang memiliki rasa ingin bereksplorasi. Di samping fisiknya yang mulai stabil, sisi personal dan sosialnya pun sedang berkembang.
Stres yang dapat dialami balita bisa mencakup keinginan untuk bisa menguasai beragam kemampuan baru, keingintahuan yang besar, ingin bisa mandiri namun kenyataannya masih bergantung pada Ibu, hingga ingin bisa BAK atau BAB sendiri namun sesekali masih suka mengompol yang menyebabkan ia tertekan.
Usia 4 tahun
Seiring usia, sumber stres pun bisa kian berkembang pada balita. Misalnya, si kecil mulai memiliki rasa takut pada suatu hal (pobia), ingin mengontrol perasaan atau emosinya yang meletup, hingga keinginan untuk diterima dan diakui teman sebayanya.
ADVERTISEMENT
Apalagi, jika balita Anda sudah mulai memasuki taman kanak-kanak. Ia bisa stres dengan lingkungan baru.
Jika beberapa hal itu tidak bisa berjalan baik, si kecil bisa saja merasakan tekanan atau stres lho Moms. Maka bersabarlah mendampingi anak untuk bisa melewati tahap ini.
Usia 5 tahun
Pilih kasih terhadap anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pilih kasih terhadap anak. (Foto: Thinkstock)
Anak sudah mulai bisa beradaptasi, namun bukan berarti ia bebas dari stres. Hanya saja, stres yang ia alami bisa diakibatkan oleh sumber lain. Seperti, munculnya keinginan menonjolkan diri, menyenangkan hati orang lain, kecemasan berpisah atau ditinggal, hingga persoalan tentang materi dan pergaulan di sekolahnya.
Bijaklah dalam menghadapi anak pada momen ini. Pujilah jika memang ia pantas dipuji karena perilaku baiknya. Berikan pelukan hangat dan ungkapan sayang untuk menenangkan si kecil yang sering kali dilanda stres pada usia ini.
ADVERTISEMENT
Namun ingat, bukan berarti Anda lantas memanjakan si kecil dan bertoleransi terhadap setiap perbuatan salahnya ya Moms. Tetap tegas tapi lemah lembut.