Survei: Semakin Banyak Laki-laki Terlibat Mengasuh Anak

6 Januari 2018 20:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ayah juga harus terampil mengasuh anak (Foto: ambermb)
zoom-in-whitePerbesar
Ayah juga harus terampil mengasuh anak (Foto: ambermb)
ADVERTISEMENT
Mengasuh anak bukan lagi menjadi pekerjaan perempuan. Menurut sebuah survei dari lembaga Ipsos menemukan bahwa laki-laki di negara maju semakin melibatkan dirinya dalam mengasuh anak.
ADVERTISEMENT
Survei yang dilakukan tahun 2017 ini menunjukkan laki-laki semakin dekat dengan dunia parenting. Sebanyak 70 persen responden mengatakan laki-laki masa kini memiliki tanggung jawab lebih besar untuk terlibat dalam urusan rumah tangga dan mendidik anak.
Sebagian besar responden dari 22 negara maju di dunia berujar peran ini bukan merupakan suatu kemunduran. Tantangan di dunia modern justru membuat peran laki-laki di rumah jauh lebih penting dari sebelumnya.
Di samping itu, terdapat pergeseran persepsi kaum laki-laki bila perempuan tak lagi identik dengan urusan rumah tangga. Masih ada 37 persen laki-laki yang berpikir perempuan mengemban kewajiban sebagai ibu dan istri yang baik. Pendapat ini masih merajai hasil survei di beberapa negara seperti India, Rusia, dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Negara-negara yang menjadi lokasi survei berpendapat berbeda soal peran perempuan, tapi mayoritas dari mereka tidak berpikir bahwa perempuan harus tinggal di rumah dan mengurus anak," Direktur Senior Ipsos, Claire Emes, dalam sebuah keterangan tertulis yang dikutip dari Reuters.
Dunia saat ini tengah berjuang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor ekonomi. Perempuan yang memutuskan untuk berkarier menghadapi masalah dalam menyeimbangkan kehidupan rumah tangga dan karier.
Menurut studi Organisasi Pekerja Internasional (ILO), 70 persen perempuan mulai memilih untuk bekerja. Sayangnya, semangat perempuan untuk berkarier tidak diimbangi dengan kompensasi yang seimbang.
Upah untuk laki-laki jauh lebih tinggi dari yang diterima perempuan, atau 77 persen dari pemasukan laki-laki. Hal ini disebabkan perempuan sulit berkembang karena masih harus berurusan dengan kegiatan domestik rumah tangga.
ADVERTISEMENT