Tips Ajak Anak Mudik Naik Kapal Laut

31 Mei 2019 9:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kapal laut berpenumpang. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal laut berpenumpang. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Bepergian dengan kapal laut bisa jadi hal yang sangat menyenangkan bagi anak. Termasuk bila Anda mengajaknya naik kapal laut untuk mudik atau jalan-jalan di momen liburan Lebaran.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, berbeda dengan kendaraan darat atau pesawat, bepergian dengan kapal laut membuat anak lebih leluasa bergerak. Di kapal laut, anak tidak harus melulu duduk diam di kursinya. Tahu kan, bagaimana umumnya anak-anak susah diminta diam?
Tapi jika mengajak anak bepergian naik kapal laut, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan untuk memastikan keselamatannya. Apa saja?
Apapun jenis kapal yang Anda gunakan, tunda perjalanan bila ombak terlalu besar atau saat cuaca buruk. Bila memungkinkan, pilih jadwal perjalanan pada pagi atau siang hari dengan visibilitas yang baik.
Ilustrasi Kapal Laut. Foto: Pixabay
Dirjen Perhubungan Laut RI melalui laman resmi mereka mengingatkan bahwa calon penumpang kapal laut sebaiknya sudah harus mengetahui kredibilitas operator pelayaran yang akan dinaiki dan memilih operator pelayaran yang sudah terpercaya.
ADVERTISEMENT
Anda dapat mencari informasi ini di internet atau dari kerabat yang sering menggunakan jasa kapal laut. Cek, apakah ada laporan atau berita-berita terkait keselamatan atau pelayanan operator tersebut?
Ketahuilah bahwa di lapangan, kondisi kapal dan kesiapan keselamatan angkutan laut bisa sangat bervariasi. Apa yang Anda pernah temui di satu operator pelayaran belum tentu Anda temui di operator lainnya atau di wilayah lain di Indonesia.
Karena itu, tanyakan pada pihak operator hal-hal penting yang menyangkut keselamatan Anda sebagai penumpang. Misalnya apakah mereka memiliki cukup pelampung untuk semua penumpang? Apakah ada pelampung khusus untuk anak-anak?
Kapal di Pulau Datu, Mempawah, Kalimantan Barat. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Tiket sudah di tangan? Sekarang saatnya Anda menyiapkan diri sebelum perjalanan. Kenakan pakaian serta alas kaki yang nyaman dan memudahkan Anda bergerak. Sepatu hak tinggi Anda atau gaun Princess si kecil, tidak usah dipakai dulu ya, Moms. Bila terjadi sesuatu, pakaian dan alas kaki yang tidak sesuai akan menyulitkan Anda saat evakuasi.
ADVERTISEMENT
Siapkan juga barang bawaan Anda. Bila operator pelayaran tidak menyediakan pelampung untuk anak, sebaiknya Anda membawanya sendiri. Sebab, pelampung dewasa tidak bisa digunakan untuk anak.
"Ukuran pelampung berbeda-beda dan harus sesuai dengan berat badan pemakai serta dapat menyangga kepala. Ini untuk menjaga posisi tubuh juga agar kepala, dagu dan telinga tetap berada di atas permukaan air meskipun dalam kondisi pemakai tidak sadarkan diri," ujar Amri Muharram, pelatih dan pimpinan dari Bima Nusantara, perusahaan konsultan dan pelatihan keselamatan yang juga menyediakan pelatihan Basic Sea Survival.
Kenapa harus sesuai dengan berat badan? Amri menjelaskan, ini terkait dengan kemampuan pelampung untuk mengangkat beban, Moms. Ada pelampung yang sanggup menahan bobot tubuh hingga 100 kg, tapi ada juga yang hanya mampu menahan 8 sampai 20 kg saja.
ADVERTISEMENT
"Kalau anak balita pakai pelampung kebesaran, akhirnya justru tidak fit di badan, dan anak justru bisa 'tenggelam' dalam pelampung. Pelampung harus pas memeluk badan," tukasnya.
Tak hanya balita, mengacu pada konvensi internasional untuk perjanjian maritim internasional tentang keselamatan kehidupan di laut yang disebut Safety of Life at Sea (SOLAS), bayi juga perlu pakai pelampung. Ini termasuk dalam standar keamanan minimum pelayaran.
Inisiator sekaligus coach dari Safekids Indonesia (SKI), Wahyu Setyawan Minarto, yang biasa disapa Paman Billie, menjelaskan hal ini pada kumparanMOM beberapa waktu lalu. "Setiap penumpang bayi seharusnya disediakan pelampung khusus atau yang biasa disebut dengan infant life jacket. Ini pelampung untuk anak dengan berat di bawah 15 kg. Sama seperti halnya di pesawat, kan bayi disediakan pelampung khusus juga."
ADVERTISEMENT
Menurut Billie, bila kita belum bisa menyediakan pelampung sesuai dengan berat badan bayi maka seharusnya bayi tidak boleh bepergian dengan perahu atau kapal.
Bila ingin naik kapal, pastikan Anda memberi tiket resminya dan bukan dari calo. Dengan tiket resmi, Anda berhak mendapatkan kursi serta pelayanan yang terbaik.
Jangan memaksakan diri jika kapal yang hendak dinaiki sudah penuh. Ini sangat berbahaya. Lebih baik, menunda keberangkatan dan menunggu serta mengikuti jadwal kapal berikutnya daripada mempertaruhkan nyawa Anda sekeluarga.
Jangan abaikan juga perasaan atau intuisi Anda. Bila saat hendak masuk ke kapal Anda merasa tidak aman atau melihat sesuatu yang kiranya membuat Anda merasa terancam, segera turun dan batalkan perjalanan!
ADVERTISEMENT
Tampak depan jaket pelampung Foto: Nur Syarifah Sa'diyah/kumparan
Saat Anda sudah naik ke kapal, luangkan waktu sebentar untuk mengenali situasi kapal. Misalnya saja, mengetahui di mana letak pintu keluar, tempat jaket pelampung disimpan dan letak sekoci. Sebab, setiap kapal memiliki tata letak yang berbeda.
Setelah merasa cukup mengenali situasinya, bila memungkinkan pilihlah tempat duduk yang memudahkan Anda untuk mencapai ketiga tempat tersebut bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti musibah pelayaran.
Jangan lupa, dengarkan baik-baik petunjuk keselamatan pelayaran yang mungkin diberikan oleh kru atau Anak Buah Kapal (ABK). Anda juga perlu mematuhi aturan dan petunjuk keselamatan pelayaran untuk keselamatan bersama.
Tempat yang paling aman bagi anak selama berada di atas kapal adalah di dekat Anda. Maka, awasi selalu mereka ya, Moms. Pastikan juga anak tidak bermain ke area-area yang berbahaya atau dilarang oleh ABK dan jangan lupa, pakaikan anak pelampung setiap saat sejak naik sampai turun dari kapal ya.
ADVERTISEMENT