Tips Mencegah Anak Tumbuh dengan Badan Pendek

29 April 2019 8:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak bertubuh pendek. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bertubuh pendek. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat melihat anak bermain dengan teman-teman sebayanya, Anda mungkin pernah membandingkan tinggi badan si kecil dengan mereka. Apakah ia lebih pendek, lebih tinggi, atau sama dengan rata-rata anak seusianya. Ya Moms, orang tua mana yang tak ingin anaknya tumbuh sehat dengan tinggi badan yang ideal?
ADVERTISEMENT
Tinggi badan diketahui pula jadi indikator tercukupi tidaknya nutrisi, Moms. Menurut makalah Stunting in Indonesian Children yang ditulis Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) dan dipublikasi di laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tinggi badan anak dipengaruhi oleh faktor genetik, hormonal dan lingkungan.
Dari ketiga faktor itu yang dapat diintervensi adalah faktor lingkungan, yakni berkaitan dengan status gizi, pola makan, kebersihan lingkungan, hingga angka kejadian infeksi.
Sebagian besar anak berperawakan pendek ternyata karena malnutrisi. Berikut yang bisa Anda lakukan untuk mencegah anak tumbuh dengan badan pendek:
1. Pantau Sejak Masa Kehamilan
ibu hamil Foto: Shutterstock
Pertumbuhan anak pada 1000 hari pertama kehidupan sangat penting karena akan mempengaruhi seumur hidupnya. Periode kritis itu dimulai dari masa kehamilan hingga si kecil berusia 2 tahun. Oleh karenanya, penting memantau kesehatan janin pada masa kehamilan.
ADVERTISEMENT
Hal itu bisa Anda lakukan dengan rutin periksa ke dokter kandungan atau bidan secara teratur, tidak merokok dan menghindari asap rokok, mengkonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang dan kaya zat besi, asam folat dan yodium.
2. Pantau Tumbuh Kembang Anak Secara Teratur
Ilustrasi Posyandu. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Untuk memastikan tinggi badan anak sesuai dengan usianya, tak cukup hanya menduga-duga, Moms. Lakukan kunjungan rutin ke dokter, puskesmas, atau posyandu untuk memantau tumbuh kembangnya sudah sesuai atau tidak dengan kurva pertumbuhan.
IDAI menyarankan bayi baru lahir hingga 12 bulan untuk diperiksa ke dokter setiap bulan, anak usia 1-3 tahun setiap 3 bulan, usia 3-6 tahun setiap 6 bulan, dan usia 6-18 tahun setiap tahun.
3. Memberikan ASI Eksklusif
Ibu menyusui bayi Foto: Shutterstock
ASI adalah makanan pokok terbaik untuk bayi hingga usia 6 bulan (ASI eksklusif), sesuai rekomendasi dari WHO. ASI juga dianjurkan dilanjutkan pemberiannya hingga si kecil berusia 2 tahun, di samping pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI).
ADVERTISEMENT
Bayi yang diberi ASI terbukti memiliki sistem imun yang lebih baik daripada bayi yang tidak. Oleh karena itu ASI dapat dianggap sebagai vaksin pertama bagi bayi. Dengan memberikan ASI, artinya Anda juga mengusahakan si kecil tumbuh optimal.
4. Memberikan Imunisasi Secara Lengkap
Orang tua perlu memberi imunisasi lengkap pada anak Foto: Shutterstock
Memberikan imunisasi kepada anak artinya membantu si kecil kebal terhadap penyakit-penyakit berbahaya yang dapat sebabkan kecacatan hingga kematian. Adapun pemberian dan penyelenggaraan imunisasi telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013.
Menurut WHO, imunisasi diperkirakan dapat mencegah sekitar 2-3 juta kematian setiap tahun. Jadi Moms pastikan si kecil diberi imunisasi secara lengkap, terutama imunisasi dasar.
Yuk, Moms, bantu anak mendapatkan tinggi badan yang ideal dengan menerapkan cara-cara di atas!
ADVERTISEMENT