news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Vaksinasi MR di Palu Rendah, Ribuan Anak Terancam Wabah

1 Oktober 2018 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak di Palu Pasca Tsunami (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak di Palu Pasca Tsunami (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bencana alam, termasuk gempa dan Tsunami seperti yang terjadi di Sulawesi Tengah, dapat menyebabkan wabah penyakit. Demikian dijelaskan oleh Prof. DR. dr. Soedjatmiko , SpA (K), Msi., Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang juga menjabat Wakit Ketua Tim Advokasi Nasional Imunisasi Nasional kepada kumparanMOM, Senin, (1/10).
ADVERTISEMENT
Ketika bencana melanda, terjadi perubahan lingkungan yang signifikan di mana dalam kondisi masyarat menjadi lebih rentan terhadap patogen yang ada untuk penularan penyakit. Apalagi bila bencana mengakibatkan perpindahan penduduk yang cukup besar sehingga memperburuk faktor risiko yang ada.
Penyakit yang dapat menginfeksi dan terus menular di daerah yang terkena bencana antara lain penyakit diare, infeksi saluran pernapasan akut, penyakit kulit, malaria, influenza, tifoid, demam berdarah, hepatitis, tifus, demam, meningitis, tetanus, pneumonia, hingga campak dan rubella.
"Semua (penyakit) bisa merebak dengan sangat mudah dan menjadi wabah!" tegas dr.Soedjatmiko dengan nada khawatir, "Namanya di pengungsian yang padat, higiene kurang, air bersih terbatas, sabun enggak ada, gizi kurang, istirahat kurang, dan kondisi lainnya."
Balita menangis ketika dokter menyuntikkan vaksin Measle-Rubella (MR). (Foto:  ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
zoom-in-whitePerbesar
Balita menangis ketika dokter menyuntikkan vaksin Measle-Rubella (MR). (Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, seperti dilansir Antaranews Sulteng pada Selasa (28/8) lalu, program pemberian vaksi MR secara massal di Kota Palu, Sulawesi Tengah, masih jauh dari target karena pelaksanaannya tidak berjalan sesuai harapan.
ADVERTISEMENT
Padahal penyakit campak dan rubella sangat berbahaya bagi kesehatan serta rentan menyerang balita dan anak-anak, dan jika tidak ditangani secara serius penyakit tersebut bisa menyebakan kematian. Biasanya, penyakit menular itu menyerang anak yang belum mendapat penanganan vaksin campak, gondok dan rubella saat usia masih balita.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu dr. Royke Abraham yang dihubungi Selasa, menyebutkan bahwa hingga Minggu (26/8), realisasi vaksinasi baru 22 persen dari target 62 ribu anak usia 7-15 tahun yang perlu diberi vaksin MR, padahal seharusnya hingga akhir Agustus lalu sudah 80 persen.
Capaian vaskin MR seluruh provinsi di akhir September (Foto: Dok: Kantor Staf Presiden)
zoom-in-whitePerbesar
Capaian vaskin MR seluruh provinsi di akhir September (Foto: Dok: Kantor Staf Presiden)
Pencapaian yang rendah di Palu maupun kota-kota lainnya, menyebabkan pemerintah memperpanjang program pelaksanaan vaksin MR di 28 provinsi luar Pulau Jawa hingga 31 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kembali ke kota Palu, diperpanjangnya program ini tidak serta merta membuat target segera tercapai. Data dari Kantor Staf Presiden lewat aplikasi tracking capaian, menunjukkan hingga pekan lalu sebelum bencana gempa dan Tsunami terjadi, capaian program tetap belum menyentuh angka 50%.
Capaian vaksin MR kota Palu masih rendah (Foto: Dok.Kantor Staf Presiden)
zoom-in-whitePerbesar
Capaian vaksin MR kota Palu masih rendah (Foto: Dok.Kantor Staf Presiden)
Realisasi vaksinasi MR di kota Palu yang rendah, menurut Royke, karena faktor kekhwatiran orang tua terhadap informasi bahwa vaksi MR tidak halal.
Hal ini sangat disayangkan, mengingat dalam acara diskusi Forum Merdeka Barat, Ketua MUI, Ma'ruf Amin bahkan sudah menegaskan bahwa imunisasi MR wajib dilakukan dan vaksinnya boleh digunakan, karena kebutuhannya yang sangat darurat.
"Menghindari bahaya itu kewajiban dan menurut info Kemenkes rubella ini sangat berbahaya. Kalau tahu kita bakal seperti itu, bakal jadi bangsa yang lemah yang cacat, hukumnya (imunisasi) bukan hanya boleh tapi wajib," kata Ma'ruf Amin di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Selasa (18/9).
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan Fatwa Nomor 33 tahun 2018, MUI memperbolehkan penggunaan vaksin MR meski ditemukan unsur tidak halal pada proses pembuatannya.
Ilustrasi Vaksin MR (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vaksin MR (Foto: Shutterstock)
Ulama lain, Ustaz Abdul Somad, juga mendukung pemberian vaksin ini, "Kita kalau disuruh pilih dua mati atau makan babi, pilih makan babi. Tak boleh pilih mati," tegas Ustaz Abdul Somad dalam video yang beredar di Youtube.
Artinya, seharusnya tidak perlu ada keraguan mengenai vaksinasi MR. Seharusnya, bila tak ada keraguan, tak perlu ada ribuan anak di Palu yang sudah menjadi korban bencana gempa dan Tsunami masih pula harus menanggung risiko terkena wabah penyakit campak dan rubella yang dapat mematikan ini.
Memang, bencana alam maupun wabah penyakit bisa datang kapan saja dan tidak dapat kita duga. Tapi kita dapat dan wajib mencegahnya!
ADVERTISEMENT