Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Saat anak masih bayi hingga balita, rutinitas tidur anak sehari-hari masih dalam kendali Anda. Si kecil bisa diajak tidur, dibacakan cerita, lantas dininabobokan hingga terlelap.
ADVERTISEMENT
Tapi semua berubah saat anak sudah jadi ‘anak besar’.
Alih-alih membacakan cerita atau meninabobokannya, di malam hari bisa saja Anda jadi harus berulang kali mengingatkan anak untuk segera tidur. Maklum, kini anak merasa sudah mampu tudur sendiri tanpa perlu bantuan Anda. Bisa juga, anak merasa ada begitu banyak hal penting yang harus dikerjakannya dibandingkan tidur.
Namun, orang tua tetap tidak boleh mengabaikan manfaat rutinitas tidur untuk anak-anak yang sudah besar. Menurut Shelly Weiss, seorang ahli saraf dan ahli tidur anak Toronto, Kanada, banyak anak yang tanpa disadari kekurangan waktu tidur akibat gaya hidup yang terlalu sibuk.
Mulai dari bersekolah, perjalanan pergi dan pulang sekolah yang juga cukup memakan waktu, kegiatan ekskul atau kursus, bikin PR, waktu main, hingga nonton TV atau main games. Semua bisa membuat waktu tidur anak semakin berkurang.
“Padahal anak-anak yang berusia antara 6 hingga 13 tahun butuh tidur sebanyak 9 hingga 11 jam setiap malam,” kata Weiss seperti dilansir Todays Parent.
ADVERTISEMENT
Karena itulah, orang tua harus tetap terlibat untuk memastikan anak memiliki jadwal tidur yang tetap pada jam yang wajar. Ini penting untuk memenuhi kebutuhan tidurnya dan agar anak dapat tertidur lebih efisien.
Lantas apa yang dapat Anda lakukan untuk mencapainya?
Ciptakan Waktu Khusus
Meski tidak lagi meninabobokan anak yang sudah besar, idealnya Anda tetap menciptakan waktu khusus bersama anak untuk menutup hari.
Misalnya ngobrol di kamar anak tentang pengalamannya maupun pengalaman Anda hari itu. Tak perlu lama-lama, Moms. Beberapa menit saja, tapi pasti akan terasa istimewa.
Angela MacKay, seorang psikolog di Halifax, Kanada, menjelaskan bahwa dengan memberi anak-anak kesempatan untuk bercerita atau curhat, orang tua dapat membuat anak merasa lebih tenang sebelum tidur.
ADVERTISEMENT
“Sering kali, anak sulit tidur atau terus terjaga karena sibuk memikirkan kekhawatiran-kekhawatiran mereka, “ kata MacKay.
MacKay menambahkan, “Anak yang sudah besar menghabiskan banyak waktu di sekolah atau dengan teman-temannya. Jadi bisa saja ada masalah yang menggangu mereka tapi Anda tidak tahu.”
Buat jadi Menyenangkan
Bila merasa canggung atau kaku untuk mulai rutinitas ngobrol sebelum tidur dengan anak yang sudah besar, jangan menyerah. Coba temukan aktivitas lain yang dapat disukai anak.
Anda bisa mengajak anak mengisi jurnal bersama di mana Anda dan anak dapat saling bertanya atau bercerita. Setiap malam, tulis pertanyaan untuk anak di dalam jurnal dan selipkan jurnal tersebut di bawah bantalnya.
Bila anak sudah menjawab pertanyaan tersebut, ia dapat menambahkan pertanyaannya sendiri untuk Anda pada jurnal itu lalu balas menyembunyikannya di bawah bantal Anda.
ADVERTISEMENT
Tak usah repot memikirkan pertanyaannya, Moms! Anda bisa memberi anak pertanyaan terbuka yang memancing ceritanya. Misalnya, “Apa yang paling kamu tunggu-tunggu besok?” atau “Kalau nanti kamu mimpi dan dalam mimpi itu kamu ada di dunia Star Wars, siapa yang ingin kamu temui?”
Matikan TV dan Gadget
Menjelang jam tidur, pastikan Anda sudah membatasi perangkat apapaun yang merangsang seperti TV, video games, ponsel dan tablet.
“Elektronik harus sudah dimatikan sebelum rutinitas menjelang tidur dimulai. Bila perlu terapkan aturan untuk tidak membawa gadget ke kamar tidur agar anak tidak tergoda untuk menyalakannya kembali,” tambah Weiss.
Ikuti Petunjuk Anak
Pesan MacKay, meskipun rutinitas yang Anda coba bangunpenting, usahakanlah untuk tetap membaca apa yang dibutuhkan dan diharapkan anak Anda. Apakah malam ini ia ingin curhat, atau bercanda, atau mungkin sedang ingin sendiri tanpa Anda temani.
ADVERTISEMENT
Tanyakan saja pada anak dengan santai dan sabar, “Kakak, lagi mau ngobrol-ngobrol nggak sama Ibu?” atau “Ke kamar kamu yuk, Kak. Ibu lagi pengen curhat, nih!”
Tunggu jawabannya dan jangan memaksa.
Lakukan juga pada Akhir Pekan
Banyak orang yang melonggarkan jam tidur atau membiarkan anak tidur lebih larut pada akhir pekan. Bila Anda termasuk yang seperti itu, coba kurangi, Moms. Ketika rutinitas anak berubah pada akhir pekan, jam tubuhnya pun ikut berubah. Akhirnya, ia akan butuh waktu lagi untuk menyesuaikan diri pada hari berikutnya.
Jadi bila ingin memberi kelonggaran, jaga agar jam tidurnya tidak sampai bergeser terlalu jauh, ya!