Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut laman Mayo Clinic, sekitar 8 hingga 20 persen kehamilan berisiko mengalami keguguran. Kemudian, 1 persen ibu hamil juga berisiko mengalami keguguran berulang. Faktornya pun beragam mulai dari kondisi janin tidak berkembang dengan normal, gangguan hormon, penyakit kronis, hingga inngin bangkit dan segera melakukan program hamil lagi. Tapi, kapan waktu yang tepat untuk hamil lagi setelah keguguran?
Setelah mengalami keguguran, umumnya pasangan tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan badan selama dua minggu. Hal ini harus dipatuhi untuk menghindari terjadinya infeksi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan pasangan suami istri menunggu hingga 6 bulan setelah keguguran untuk memulai program hamil lagi. Sebuah studi meneliti 30.937 wanita yang mengalami keguguran pada kehamilan pertamanya, namun tidak diketahui apa penyebab keguguran tersebut. Hasilnya menjukan bahwa wanita yang hamil lagi setelah 6 bulan mengalami keguguran memiliki risiko mengalami komplikasi lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Sementara wanita yang menunggu selama 2 tahun untuk hamil kembali justru memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan ektopik, yaitu kehamilan yang berkembang di luar rahim dan biasanya berkembang di dalam tuba falopi. Ibu yang hamil lagi setelah 2 tahun keguguran juga berpotensi melahirkan secara caesar, prematur atau bayinya memiliki berat badan lahir rendah.
Namun peneliti juga menekankan bahwa kondisi tiap wanita berbeda-beda. Jadi, tenang saja, Moms. Belum tentu wanita yang mengalami keguguran dan kembali hamil setelah menunggu 2 tahun akan mengalami kehamilan ektopik.
American Pregnancy Association menjelaskan, sebelum memulai program hamil, pastikan pula kondisi mental Anda dan suami sudah siap.
“Trik untuk hamil lagi setelah keguguran adalah melakukan hubungan seks setiap hari. Tapi yang pasti keduanya harus siap secara fisik dan mental,” ungkap Angela Chaudhari, MD, ahli beda ginekologi dan asisten profesor di Department of Obstetrics and Gynecology, Northwestern University Feinberg School of Medicine in Chicago, Illinois seperti dikutip dari The Parents.
ADVERTISEMENT