Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Waspada 5 Penyakit ini Sering Menyerang Anak di Musim Hujan
9 Februari 2018 9:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Perubahan suhu terjadi saat musim hujan. Perubahan suhu tersebut menyebabkan bakteri mudah berkembang biak dan mempengaruhi kesehatan seseorang, terutama anak-anak. Bila daya tahan tubuh anak lemah, ia akan mudah terserang berbagai penyakit ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Asian Parent, ada lima penyakit yang sering menyerang anak saat musim hujan terjadi. Apa saja?
1. Diare
Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit.
Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari, namun pada sebagian kasus memanjang hingga berminggu-minggu. Gejala diare bermacam-macam, dimulai dari yang hanya merasakan sakit perut singkat dengan tinja yang tidak terlalu encer hingga ada yang mengalami kram perut dengan tinja yang sangat encer.
Pada kasus diare parah, kemungkinan penderitanya juga akan mengalami demam dan kram perut hebat. Anda bisa mencegah diare dengan minta anak selalu mencuci tangan sebelum makan, tidak jajan sembarangan atau menjauhi makan yang kebersihannya diragukan, menyimpan makanan di kulkas, dan memilih bahan makanan yang segar untuk anak.
ADVERTISEMENT
2. Influenza
Flu atau infuenza adalah infeksi virus pada pernafasan. Influenza paling sering terjadi selama musim hujan. Influenza datang secara tiba-tiba, berlangsung selama 7 sampai 10 hari, dan biasanya hilang begitu saja.
Penyakit ini sangat mudah menular karena penyebarannya melalui virus di udara. Meskipun penyakit ini tidak berbahaya tapi ada baiknya untuk tidak disepelekan. Awal gejala flu adalah seperti pilek atau hidung tersumbat, pegal-pegal, iritasi, nyeri tenggorokan, dan demam.
3. Demam berdarah
Demam berdarah adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan atau menyebarkan virus dengue. Beberapa gejala dari demam dengue adalah seperti demam, sakit kepala, kulit kemerahan yang tampak seperti campak, serta nyeri otot dan persendian.
ADVERTISEMENT
Pada sejumlah pasien, demam dengue bisa berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah, dan rendahnya tingkat trombosit darah. Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
4. Penyakit kulit
Saat hujan atau banjir ada banyak bakteri beredar yang bisa menyerang kulit. Bakteri itu dapat menyebabkan rasa gatal pada kulit. Selain bakteri, gatal pada kulit juga bisa disebabkan oleh jamur. Beberapa jenis penyakit kulit yang sering terjadi saat musim hujan dan banjir adalah seperti folikulitis, infeksi jamur, dermatitis alergi, dan kutu air.
5. Leptospirosis
Kasus leptospirosis sering terjadi saat banjir. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospira yang berasal dari kotoran, urine, dan darah hewan seperti anjing, tikus, sapi dan babi. Leprospira hidup di perairan air tawar, tanah basah, lumpur, dan tumbuh-tumbuhan.
ADVERTISEMENT
Bakteri ini dapat dapat menyebar melalui genangan air atau banjir. Bakteri yang masuk ke air atau tanah ini bisa bertahan hingga beberapa minggu hingga berbulan-bulan. Bakteri leptospira dapat masuk melalui mata, hidung, mulut, atau luka terbuka pada kulit, terutama jika anak sering menghabiskan waktu berada di area, baik air maupun tanah, yang terkontaminasi bakteri ini.
Gejala umum penyakit Leptospirosis adalah flu, demam, nyeri otot, dan pusing. Gejala Leptosirosis biasanya berkembang dalam waktu 1-2 minggu atau hingga satu bulan setelah penderitanya terpapar bakteri ini. Anak yang menderita penyakit ini akan membaik minimal lima hari atau maksimal satu minggu setelah gejala muncul.
Semoga si kecil dan seluruh keluarga Anda selalu sehat-sehat saja ya, Moms!
ADVERTISEMENT