Yang Perlu Orang Tua Ketahui Saat Anak Dibully karena Ras

22 Februari 2019 11:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak bersedih karena dibully Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bersedih karena dibully Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tampilan fisik anak yang berbeda dari teman-teman sebaya, selain dapat menjadi keuntungan yakni ciri khas agar ia mudah dikenali, tapi di lain sisi juga bisa menjadi bahan perundungan (bully).
ADVERTISEMENT
Reynold Hamdani, managing director program pertukaran pelajar Indonesia SabangMerauke, menceritakan pengalaman pahitnya dibully karena ia berbeda dari teman-temannya. Ternyata ia dianggap berbeda, karena dirinya berasal dari keluarga keturunan Tionghoa.
“Saya mengalami sendiri jadi anak yang dibully. Kalau saya karena keturunan Tionghoa,” kata pria yang akrab disapa Rey ini, saat menjadi pembicara di acara bedah buku ‘Wonder’ karya R. J. Palacio di Plaza Senayan, Jakarta pada Sabtu (16/2).
Apa yang harus anak lakukan bila ia mengalami hal tidak mengenakkan seperti itu?
Reynold Hamdani Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan
Berkaca dari pengalaman pribadinya, Rey menyarankan bila anak mengalami kejadian seperti yang terjadi pada dirinya, maka hal yang harus dilakukan oleh anak adalah menerima dirinya sendiri dan keadaannya terlebih dulu.
ADVERTISEMENT
“Mereka harus accept (menerima) kalau dirinya berbeda,” katanya saat diwawancara kumparanMOM pada Sabtu (16/2). “Iya saya badannya gede, saya badannya kurus, saya matanya sipit. Ya itu sudah anugerah.”
Dengan menerima bahwa keadaannya merupakan sebuah anugerah dari Tuhan, Rey mengatakan, hal itu akan membantu agar anak tidak mudah ‘baper’ (bawa perasaan) atau terlalu mengambil hati dari ejekan-ejekan yang dilontarkan kepada dirinya.
“Ketika kita dibully ‘sipit lu, sipit!’ Ya sudah, ini ciptaan Tuhan, ekspektasinya sampai ke situ.”
Selain menerima keadaannya, ajarkan pula anak untuk berani menjelaskan keadaan dirinya sendiri kepada teman-temannya. Misalnya, ia memiliki mata sipit karena memang ia keturunan Tionghoa, atau mungkin ia memiliki rambut agak pirang karena keturunan Eropa, atau ia harus memakai kacamata karena memiliki rabun jauh.
ADVERTISEMENT
“Kadang kan orang dibully karena mereka takut. Tapi, makin takut (maka) makin dibully. Kalau bisa stand out, lebih baik. Setelah mereka accept dirinya sendiri, mereka juga berani mengungkapkan pendapat,” saran Rei.
Hiburlah anak saat ia bersedih karena dibully Foto: Shutterstock
Selain berani untuk menjelaskan keadaan dirinya, anak juga harus diajarkan untuk berani mengungkapkan perasaannya, Moms, terutama pada orang yang membully-nya. Ajari anak untuk berani berkata bahwa ia tidak suka diperlakukan seperti itu, hanya karena ia berbeda dari teman-temannya.
Tentu saja peran orang tua juga sangat penting demi keberhasilan si kecil melalui fase ini, Moms. Pastikan, Anda dapat menjadi pendengar yang baik pada tiap keluhan anak. Buatlah anak mengerti dan berbesar hati menerima bahwa perbedaan itu ada, indah dan tujuannya untuk saling melengkapi.
ADVERTISEMENT
Pantau terus sejauh mana kasus bully yang telah diterima buah hati Anda, Moms, apakah hanya lewat perkataan ejekan atau sudah melakukan kontak fisik. Segera ambil tindakan menemui guru dan orang tua murid bila sudah menggunakan kekerasan.