'1.001 Cara' Aulia Kesuma Bunuh Suami dan Anak Tirinya

5 September 2019 11:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aulia Kesuma bersama Pupung Sadili. Foto: Instagram/Aulia Kesuma
zoom-in-whitePerbesar
Aulia Kesuma bersama Pupung Sadili. Foto: Instagram/Aulia Kesuma
ADVERTISEMENT
Polisi masih memproses kasus pembunuhan yang dilakukan Aulia Kesuma terhadap suaminya Edi Chandra Purnama atau Pupung Sadili dan anak tirinya, Adi Pradana atau Dana.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengakuan Aulia, faktor utama dia membunuh Pupung dan Dana karena masalah ekonomi. Utang Rp 10 miliar ke sejumlah bank sudah tak sanggup lagi dibayar. Sementara, dia menjadi tulang punggung keluarga.
Dia sempat membujuk Pupung untuk menjual salah satu rumahnya untuk dapat melunasi semua utang itu. Aulia mengungkapkan, saat pengajuan utang terpaksa menggunakan namanya karena nama Pupung sudah di-blacklist oleh perbankan. Uangnya untuk membangun usaha restoran yang juga tak maju.
Aulia Kesuma, otak pembunuhan mayat terbakar dalam mobil. Foto: Raga Imam/kumparan
Namun, saat pelunasan utang, Pupung selalu menolak menjual asetnya. Aulia harus berjuang sendiri dalam melunasi utangnya.
"Pak Edi selama ini, selama menikah sama saya, tidak pernah bekerja. Yang cari uang itu saya," tutur Aulia dalam wawancara di Mapolda Metro Jaya, Selasa (3/9).
ADVERTISEMENT
Aulia lalu merencanakan pembunuhan terhadap Pupung dan Dana. '1.001 cara' direncanakan agar bisa menghabisi nyawa suami dan anak tirinya.
Sejumlah cara sempat gagal karena berbagai faktor sampai akhirnya dia menemukan cara terbaik untuk membunuh Pupung dan Dana.

1. Pakai Pistol

Aulia meminta bantuan kepada mantan pembantu dan suaminya untuk mencarikan orang yang bersedia menjadi eksekutor pembunuhan. Rencana ini didukung oleh anak Aulia, Giovanni Kelvin.
Perencanaan pembunuhan dilakukan di Apartemen Kalibata. Eksekutor pembunuhan, yakni Kusmawanto Agus, dan Muhammad Nur Sahid.
“Dia mengeluarkan Rp 25 juta untuk senjata api. Karena kurang harganya Rp 50 juta, nambah lagi Rp 10 juta, tapi enggak cukup. Dan enggak jadi menembak karena harganya mahal," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/9).
ADVERTISEMENT

2. Santet

Cara lain yang sempat terpikir yakni dengan memakai santet. Aulia semula ingin membunuh Pupung dengan cara yang halus. Saran itu juga didapat dari mantan pembantunya.
"Kata pembantu saya katanya pernah pakai jasa santet itu. Saya juga penginnya secara aluslah, tidak ini (membunuh dan membakar). Ya jujur saya juga manusiawi saya juga enggak pengin seperti ini, gitu kan," kata Aulia.

3. Jus Berisi Obat Insomnia

Aulia mengetahui Pupung punya ilmu tenaga dalam yang disebutnya sebagai ilmu Cimande. Karena itu, Aulia sangat hati-hati dalam mengeksekusi.
"Mereka berdua (pelaku) ngomong, mereka berdua (korban) posisinya jangan sadar. Karena mereka berdua (korban) punya 'ilmu Cimande', gitu kan," kata Aulia.
Setelah berdiskusi dengan para eksekutor, Aulia memutuskan mencampurkan jus yang biasa diminum Pupung dengan alkohol dan obat Valdres, yang biasa digunakan untuk terapi insomnia.
ADVERTISEMENT
Jus itu diminum sebelum keduanya berhubungan seksual. Setelahnya barulah Pupung dieksekusi.
"Jadi jus itu jus tomat dan jeruk. Saya setiap hari beli jus kemasan stok banyak. Itu dikasih minum jus sebelum berhubungan," tutur Aulia.
"Saya tegaskan saya enggak kasih racun. Kalau kasih racun itu tidak mungkin Pak Edi berhubungan (seksual) dengan saya," tambah dia.
Hal yang sama juga dilakukan ke Dana. Kelvin mencampurkan minuman beralkohol dengan 30 butir Valdres hingga tak sadarkan diri.

4. Dibekap

Cara untuk membuat Pupung dan Dana tak dasarkan diri berhasil. Aulia, Kelvin, dan dua eksekutor lalu melaksanakan tugasnya.
Mereka membekap Pupung dan Dana dengan kain beralkohol 70 persen hingga tewas. Waktunya pun hampir bersamaan.
“Saudari AU (Aulia Kesuma) memanggil AG (Agus Kusmawanto alias Agus) dan SG (Muhammad Nursahid alias Sugeng) untuk membunuh sesuai rencana dengan membekap Saudara ED (korban Edi) dengan menggunakan kain yang dicampur alkohol, SG memegang perutnya, AG memegang kaki, dibekap oleh AU ke mulutnya,” ucap Suyudi saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/9).
ADVERTISEMENT
“Korban Saudara ED sempat memberontak dan mencakar lengan sebelah kanan, ditarik kakinya ke arah ketiak, sehingga korban diduga meninggal di kamar,” sambungnya.
“Perencanaan kedua, CV memberikan kode, naiklah AU (ke lantai 2 rumah), SG, dan AG. Secara bersama-bersama Saudara CV dengan kain kuning yang dicampur alkohol membekap. Saudara AU memegang tangan, SG memegang perut, AG memegang kaki dan CV membekapnya,” tambahnya.

5. Dibakar Bersama Rumah

Usai Pupung dan Dana tewas, Aulia mulai kebingungan karena harus menghilangkan jejak. Rencana awal, mereka membakar rumah di Lebak Bulus dan menaruh Pupung dan Dana di dalamnya.
Dengan begitu, dapat dikesankan Pupung dan Dana tewas karena kebakaran.
"Jadi seolah-olah Pak Edi itu mau keluar rumah sama Dana (dengan mobil Calya), tapi tidak tahu kalau tangki Calya itu gampang bocor dan menyalakan rokok, setelah itu terbakar dan saya tahu persis begitu garasi kebakar otomatis pemadam akan segara datang," kata Aulia.
ADVERTISEMENT
Tapi rencana itu tak sepenuhnya dilakukan. Kebakaran hanya melanda garasi. Pupung dan Dana pun dikeluarkan dari rumah itu.

6. Dibakar Bersama Mobil bak Adegan Sinetron

Dalam kepanikan itu, Aulia dan Kelvin membawa Pupung dan Dana pergi ke tempat lain dengan mobil Calya. Mereka tak pernah tahu akan ke mana.
Sampai di Cidahu, Sukabumi, keduanya menghentikan mobilnya. Awalnya, Aulia berpikir membakar sedikit mobilnya lalu mendorongnya ke jurang.
"Kita itu ya mungkin karena kebanyakan nonton sinetron atau bagaimana, kita tadinya berpikir gini loh. Kita tidak berpikir sampai meledak sampai Kelvin luka bakar, kan. Jadi kita maunya api kecil nyala, setelah itu mobilnya kita dorong ke jurang," jelas Aulia Kesuma.
"Jadi tidak seperti itu, karena Kelvin tidak pernah membakar itu, Kelvin pun membakarnya dari dalam (mobil), bukan dari luar, makanya Kelvin ikut kebakar, gitu," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Kini, polisi mulai melanjutkan pengungkapan kasus ini dengan melakukan rekonstruksi.