2.736 Sekolah Terdampak Gempa Palu, Kemendikbud Bangun Kelas Darurat

3 Oktober 2018 12:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim penyelamat dari Manggala Agni mencari korban gempa dan tsunami di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Tim penyelamat dari Manggala Agni mencari korban gempa dan tsunami di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy mengatakan ada 2.376 sekolah yang terdampak gempa dan tsunami di Donggala dan Palu. Jumlah tersebut terbagi di sejumlah titik di Kota Palu, Kabupaten Donggala, hingga Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
"Palu, Donggala dan lebih banyak (terdampak) di Sigi," jelas Muhadjir usai mengunjungi Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia 2018 di salah satu mall di Sleman, DIY, Rabu (3/10).
Muhadjir melanjutkan, sekolah yang terdampak tersebut hancur total sampai hanya rusak ringan. Meski begitu belum ada rincian detail kerusakan sekolah di setiap sekolah. Selanjutnya, agar kegiatan belajar mengajar (KBM) segera berlangsung setelah gempa, Kemendikbud segera membangun kelas darurat.
"Ada tiga tahap yaitu pertama membikin kelas darurat menggunakan tenda yang sesuai standar Unicef. Kemudian setelah itu pemerintah akan membangun sekolah darurat, sekolah sementara (butuh waktu) 3-4 bulan," katanya.
Nantinya kelas darurat dianjurkan didirikan dekat dengan sekolah. Hal ini diharapkan para siswa korban gempa akan terbangun secara psikologis untuk kembali ke sekolah.
ADVERTISEMENT
"Setelah itu baru membangun sekolah permanen, yang itu butuh waktu 1-2 tahun," timpalnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, saat diwawancarai oleh wartawan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, saat diwawancarai oleh wartawan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Muhadjir mengatakan bahwa sesuai dengan protap yang telah dilaksanakan di Pidi, Aceh maupun NTB, pembangunan sekolah atau infrastruktur akan ditangani oleh Kementerian PUPR. Sementara, untuk kerusakan ringan akan ditangani oleh Kemendikbud.
"Yang harus direlokasi ya relokasi sesuai dengan protap yang sudah ada baik yang di Pidi Aceh maupun di NTB itu untuk pembangunan sekolah karena bagian infrastruktur akan ditangani oleh Kementerian PUPR yang rusak ringan langsung dihandle Kemendikbud," tegasnya.
Kemendikbud juga akan terus melakukan koordinasi bersama BNPB termasuk bantuan yang akan disalurkan ke daerah.
"Besok Sabtu saya ke sana untuk memastikan, mengecek langsung di lapangan. Kita akan cek tingkat kerusakannya kita prioritaskan untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) segera mulai apa pun kondisinya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT