Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
22 Relawan Penyelam Siap Bantu Cari Bangkai Pesawat Lion Air JT-610
30 Oktober 2018 13:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB

ADVERTISEMENT
Sebuah tenda biru kecil berdiri di belakang tenda-tenda taktis milik instansi seperti Basarnas, Polisi dan TNI. Tenda itu milik Indonesian Diver Rescue Team yang akan membantu penyelaman untuk evakuasi korban dan pesawat Lion Air JT-610.
ADVERTISEMENT
Salah satu instruktur diving dari komunitas tersebut, Hendrata Yudha, menyebut tim relawannya telah berada di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara sejak Senin (29/10) sekitar pukul 15.00 WIB.
“Kita datang dari hari pertama kemarin. Dari jam 3 (sore) kita sudah di sini. Karena begitu ada kejadian, kita kan mitranya Basarnas di bawah koordinasinya, kita dikasih kabar terus menyebar. Terus ada tim yang koordinasi jam 3 (sore) kita masuk tim. Kita lalu kontak kawan-kawan yang lain kalau kita sudah ready standby di sini,” kata Hendrata di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (30/10).
Hendrata menuturkan hingga kini komunitasnya sudah mengerahkan 22 penyelam untuk membantu proses pencarian. Sementara 12 rekan-rekannya ikut berjaga di posko evakuasi. Mereka juga membawa perlengkapan selam masing-masing.

“Ada 22 penyelam yang sudah commit untuk membantu sekarang. Dengan kualifikasi rata-rata penyelam dalam, ada penyelam rescue, ada instruktur, ada dive master,” tutur Hendrata.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian bercerita Indonesian Diver Rescue Team terbentuk sejak peristiwa jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata pada 2017. Mereka juga ikut terlibat saat kapal Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara pada Juni lalu.
“Penyelaman tuh Air Asia. Kita aktif ikut terus. Kemudian yang Danau Toba kita standby. Kita enggak nyelam di Danau Toba karena kedalamannya itu sekitar 400 meter, itu secara teknik sudah beda penyelamannya,” jelas dia.

Hendrata menuturkan keterlibatan para diver profesional merupakan bentuk kepedulian terhadap kemanusiaan.
“Apa yang bisa kita lakukan dari kejadian ini ya keahlian kita kebetulan di nyelam. Ya sudah kita bantu itu aja,” ucapnya.
Akan tetapi, para relawan penyeloman hingga kini belum diizinkan untuk menyelam lantaran masih menunggu titik pasti bangkai pesawat Lion Air yang jatuh. Namun, Hendrata memastikan timnya siap bekerja sewaktu-waktu diperlukan untuk evakuasi bawah laut.
ADVERTISEMENT
“Kita (tunggu) sampai dibutuhkan. Biasanya 7 hari lanjut baru gantian. Nanti ganti-gantian aja terus aja sampai dibutuhkan timnya,” tutup Hendrata.
Hingga kini tim SAR masih belum menemukan lokasi badan pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di Ujung Karawang, Jawa Barat, Senin (30/10). Diduga masih banyak korban yang terjebak di dalam badan pesawat tersebut.