4 Kontroversi Arteria Dahlan: Prof Emil Sesat hingga Kemenag Bangsat

10 Oktober 2019 16:21 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan, pada Fit and Proper Test Calon Hakim Agung di Komisi III DPR. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan, pada Fit and Proper Test Calon Hakim Agung di Komisi III DPR. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Politikus PDI-P Arteria Dahlan kembali menyita perhatian publik. Kali ini, anggota DPR itu terlibat debat panas dengan ekonom Prof Emil Salim.
ADVERTISEMENT
Saking tingginya tensi perdebatan, Arteria bahkan melakukan aksi yang dinilai kurang etis. Perdebatan itu terjadi saat program Mata Najwa bertema 'Ragu-ragu Perppu' mengudara pada Rabu (9/10).
Anggota Komisi III Arteria Dahlan Foto: Helmi Afandi/kumparan
Dalam penggalan video berdurasi 1.21 menit yang beredar, Tampak Emil Salim geram saat pembicaraannya dipotong oleh Arteria. Dihubungi selepas acara, Arteria merasa tak ada yang salah dengan sikapnya.
Arteria menyebut sengaja memotong pembicaraan degan nada tinggi karena pernyataan Prof Emil dianggap menyerang DPR dan di luar materi pembahasan.
"Sekarang yang dibahas bukan perppu lagi tapi sikap saya yang kurang sopan. Lah, kita ini belajar jujur dan menyatakan yang benar saja tidak berani," ucap Arteria kepada kumparan, Kamis (10/10).
Ini bukan kali pertama Arteria melakukan hal yang dinilai menyita perhatian publik. Berikut ini kumparan merangkum lima aksi kontroversial Arteria:
ADVERTISEMENT
Sebut Prof Emil Salim Sesat
Awalnya, Arteria tengah menyoroti harta rampasan yang diambil KPK dari hasil korupsi. Namun menurutya, harta yang diambil dari koruptor itu tak masuk kas negara.
"Ini gunanya Dewan Pengawas, itu ada buktinya, ke mana uang itu," katanya dalam acara 'Mata Najwa', Rabu (9/10) malam.
Arteria juga mengklaim mengetahui soal petugas KPK gadungan sesungguhnya adalah petugas KPK sesungguhnya.
Dia lantas mengatakan ada sejumlah kasus yang tak pernah diangkat. Di Sumbar misalnya, kata dia, ada kasus Rp 6 triliun dana bencana.
"Kita hargai capaian KPK tapi kita enggak boleh tutup mata kalau harus ada perbaikan," katanya.
Menanggapi pernyataan Arteria, Emil lantas menyebut bahwa UU KPK mewajibkan KPK untuk menyampaikan laporan tiap tahun. Belum tuntas Emil berbicara, tiba-tiba Arteria menyelak dan menyatakan hal itu tak pernah dikerjakan oleh KPK.
ADVERTISEMENT
"Enggak pernah dikerjakan. Mana prof?" kata Arteria
"Saya di DPR, enggak boleh begitu, prof. Saya di DPR, saya yang tahu prof. Mana, Prof sesat. Ini namanya sesat, sesat prof," kata Arteria.
Profil di Wikipedia Diedit 'Bacot'
Gara-gara perdebatan itu, profil Arteria Dahlan di Wikipedia sempat dijahili netizen dengan menambahkan kata 'bacot' dan narasi nyeleneh.
Soal ini, Arteria tak ambil pusing. Dia merasa sebagai anggota DPR sudah bisa dikritik bahkan di-bully.
"Enggak ada urusan dengan Wikipedia. Itu saya mau ajarin kita tidak boleh diganggu dengan opini publik, jalan saja. Saya juga tahu yang main buzzer," terangnya.
"Kita tiap saat dikritik, dibully, enggak apa kita dengarkan. Cuma mana kritik yang benar dan tidak saya bisa lihat," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebut Kemenag 'Bangsat'
Peristiwa ini terjadi pada 28 Maret 2018. Kala itu, Arteria mengaku kesal dengan sikap Menteri Agama yang malah menyalahkan korban penipuan travel bodong seperti first Travel dan Abu Tours.
Arteri menilai, Kementerian Agama tidak sanggup untuk menangani persoalan tersebut. Arteria menyatakan kegeramannya ketika masih duduk di Komisi VIII DPR.
“Mengenai masalah travel yang bodong tadi, Pak. Yang dicari jangan kayak tadi Bapak lakukan inventarisasi, (tapi) pencegahannya Pak. Ini kementerian agama bang*** Pak, semuanya Pak,” kata Arteria saat menanggapi kasus travel bodong dalam rapat kerja dengan Jaksa Agung di Komisi III, Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/3)
Minta Dipanggil 'Yang Terhormat'
Kata-kata kontroversial lainnya dilontarkan pada 11 September 2017 saat rapat antara Komisi III dengan pimpinan KPK. Kala itu, Arteria memprotes pimpinan KPK yang tidak mau menambahkan kalimat 'Yang Terhormat' ketika menyebut nama dirinya dan anggota DPR lain.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Arteria yang berada di Komisi VIII mendapatkan tugas untuk mengikuti rapat di Komisi III. Saat pimpinan
Arteria Dahlan Foto: Nugroho Sejati/kumparan
KPK menjawab serta memberi penjelasan, Arteri Dahlan menilai tak ada suasana kebangsaan.
"Ini mohon maaf ya, saya kok enggak merasa ada suasana kebangsaan di sini. Sejak tadi saya tidak mendengar kelima pimpinan KPK memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat'," katanya.
Sebut Ketua KPK Terlibat Korupsi
Pada 20 September 2017, Arteria juga pernah menuding Ketua KPK Agus Rahardjo terlibat kasus korupsi pengadaan alat berat di Dinas Bina Marga DKI Jakarta tahun 2015 dengan nilai proyek Rp 36,1 Miliar.
Saat itu, Agus Rahardjo merupakan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Kami temukan indikasi penyimpangan di internal LKPP yang saat itu pimpinannya adalah Agus Rahardjo," ujar Arteria.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Selain menyerang KPK, Arteria tercatat pernah menyebut nama mantan Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi pasti tahu soal korupsi e-KTP. Menurutnya, tidak mungkin seorang atasan tidak mengetahui apa yang dilakukan bawahannya.