Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
40 Tahun Revolusi Islam, Warga Iran Serukan Matilah AS dan Israel
11 Februari 2019 18:33 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Ratusan ribu warga Iran turun ke jalan untuk memperingati 40 tahun terjadinya Revolusi Islam.
ADVERTISEMENT
Televisi nasional Iran memperlihatkan massa di jalanan Teheran berteriak, 'matilah Amerika' dan 'matilah Israel' sembari membakar bendera dua negara tersebut. Baik AS dan Israel merupakan musuh bebuyutan Iran.
Selain nyanyian ejekan, beberapa spanduk yang dibawa menyindir AS, seperti: 'sangat mengecewakan bagi Amerika, revolusi ini sudah mencapai tahun ke-40.'
Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidato menyambut HUT Revolusi Islam berjanji akan memperluas kekuatan militer dan kemampuan rudal balistiknya. Hal tersebut siap dilakukan walau Iran mendapat tekanan dari dunia internasional khususnya AS dan sekutunya.
"Kami tidak akan meminta izin untuk membangun beberapa macam jenis misil dan kami akan hidup dan memperluas kekuatan militer," sebut Rouhandi di lapangan kebebasan di Teheran, seperti dikutip dari Reuters, Senin (11/2).
ADVERTISEMENT
Bukan cuma warga sipil, perayaan HUT Revolusi Islam turut dihadiri ulama dan kelompok perempuan yang datang bersama anak-anaknya. Mayoritas warga membawa foto Pemimpin Tertinggi Iran saat ini Ayatollah Ali Khamenei.
Revolusi Islam Iran terjadi pada 1979. Peristiwa itu pecah setelah militer Iran menyatakan netralitasnya.
Deklarasi tersebut membuka jalan runtuhnya monarki Iran pimpinan Mohammad Reza Shah Pahlavi yang kala itu adalah sekutu dekat Amerika Serikat.
Dengan runtuhnya monarki, pemerintahan Iran berganti menjadi Republik Islam dan dipimpin pemimpin Syiah Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Dalam sistem pemerintahan Iran, Ayatollah adalah pemimpin tertinggi. Sementara, kepala pemerintahan dijabat oleh presiden.
Kini setelah empat dekade berubah menjadi Republik Islam, Iran mendapat tekanan besar tak cuma dari negara Barat. Kelompok Teluk yang dipimpin Arab Saudi memandang Iran sebagai musuh.
ADVERTISEMENT