Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Korupsi, bolos rapat, tidur di sidang, jadi coreng hitam yang melekat pada wajah DPR . Citra itu berbanding lurus dengan survei penilaian publik atas DPR yang tak pernah memuaskan.
ADVERTISEMENT
Belum lagi catatan Formappi yang menyebut kinerja DPR periode 2014-2019 selama 5 tahun ternyata lebih buruk dari DPR periode sebelumnya 2009-2014, terutama dalam bidang legislasi.
Namun, harapan sejatinya masih ada untuk 575 anggota DPR yang baru dilantik Senin (1/10) lalu. Pasalnya, hampir setengah anggota DPR adalah wajah baru. Tepatnya 286 anggota atau 49,74 persen orang baru di DPR.
Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, menyebut DPR periode 2019-2024 dilantik di tengah kontroversi dan sinisme publik soal kinerja dan kredibilitas mereka dalam menjalankan fungsi-fungsi sebagai wakil rakyat. Tingkat kepercayaan terhadap lembaga perwakilan kita cederung rendah.
"Oleh karena itu mestinya ini menjadi refleksi dan evaluasi bagi jajaran DPR baru untuk mau berbenah. Meskipun saya sendiri cukup pesimis dan skeptis mengingat sebagian besar wajah lama yang juga terlibat di beberapa produk legislasi kontroversial tersebut," tutur Titi Anggraini kepada kumparan, Kamis (3/10).
ADVERTISEMENT
Menurut Titi, beberapa figur muda dengan latar belakang pendidikan dan riwayat kerja yang baik, mestinya berkontribusi positif bagi progresifitas parlemen kita. Namun, ini perlu difasilitasi oleh partai politik sebaik mungkin agar energi yang baru ini bisa membentuk wajah baru parlemen kita.
"Mestinya wajah baru di DPR bisa menjadi bagian bagian dan berkontribusi untuk menata wajah dan kinerja DPR ke depan," kata Titi.
Para anggota DPR baru mestinya tidak punya beban masa lalu yang bisa menghambat mereka untuk bisa progresif dan optimal dalam bekerja. Mereka diharapkan mampu berkontribusi untuk mengoreksi berbagai produk DPR yang dianggap publik bermasalah.
ADVERTISEMENT
"Media memainkan peranan penting dalam mengawasi kinerja dan kerja-kerja parlemen kita, khususnya untuk menginformasikan terus menerus kepada publik soal dinamika dan aktivitas yang ada di parlemen," lanjutnya.
"Jadi, di tengah pesimisme dan kontroversi yang ada saat ini, wajah ke depan parlemen kita sangat ditentukan oleh bagaimana masyarakat bersikap mengawal dan mengawasi kinerja para wakil rakyatnya di parlemen," pungkasnya.