Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
5 Fakta Jatuhnya Crane Proyek Double Track di Matraman
5 Februari 2018 6:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Crane proyek double double track (DDT) ambruk di Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur, Minggu (4/2) pagi. Berdasarkan kesaksian warga yang juga Ketua RW 006, Muhammad Alwi, peristiwa ambruknya crane itu terjadi sekitar pukul 05.30 WIB.
ADVERTISEMENT
"Korban seluruhnya 4 orang, 2 orang meninggal di lokasi, 2 orang lainnya meninggal di RS Premier Jatinegara," kata Kapolsek Jatinegara Kompol Supandi di lokasi kejadian.
Berikut kumparan (kumparan.com) rangkum 5 fakta jatuhnya crane proyek double track ini.
1. Menewaskan empat orang pekerja
Korban tewas jatuhnya crane proyek pembangunan double-double track (DDT) total berjumlah 4 orang. Kapolsek Jatinegara Kompol Supandi mengatakan ada 2 orang yang meninggal di lokasi.
Sementara dua orang lainnya meninggal di RS Premier Jatinegara usai mendapatkan perawatan intensif.
"Dua orang meninggal di lokasi, dua orang lainnya meninggal di RS Premier Jatinegara," kata Kompol Supandi.
Keempat korban tewas, yaitu Jaenudin (44), Dami Prasetyo (25), Jana Sutisna (44), dan Joni (34) merupakan pekerja dalam proyek tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Jatuhnya crane diduga akibat kelalaian
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, disimpulkan penyebab jatuhnya crane karena adanya faktor kelalaian.
"Yang jelas itu musibah, kelalaian. Sementara ya," kata Kompol Supandi.
Supandi mengatakan, kasus ini akan ditangani oleh Polrestro Jakarta Timur. Setelah penyelidikan, penyidik akan melakukan gelar perkara.
"Ini baru saksi-saksi saja. Belum ditentukan tersangkanya karena baru saksi-saksi semua yang diperiksa," ujarnya.
Dari lokasi, polisi juga telah menyita sejumlah barang bukti berupa helm proyek dan rompi kerja milik salah satu korban.
3. Korban mendapat santunan dari perusahaan
Pihak kontraktor proyek, PT Hutama Karya (Persero) memberikan santunan kepada keluarga korban tewas jatuhnya crane. Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengatakan, biaya serta santunan untuk keempat korban akan ditanggung perusahaan.
ADVERTISEMENT
"Ini semua kegiatan ini perusahaan sudah menanggung. Jadi wali kota nanti tinggal ngasih, seandainya warga Jakarta Timur ya, misal butuh kuburan kita fasilitasi," kata Bambang.
Bambang juga mengatakan saat ini penyebab jatuhnya bantaran rel masih dalam penyelidikan.
"Belum ada info, masih penyelidikan," ujarnya.
4. Proyek double-double track dihentikan sementara
Imbas dari insiden jatuhnya crane yang menyebabkan empat orang pekerja tewas, Direktur Jembatan Direktorat Bina Marga Iwan Zarkazi mengungkapkan pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung di jalur Manggarai-Jatinegara akan dihentikan sementara.
"Setelah kita meyakini bahwa alat, pekerja, dan sebagainya menggunakan SOP yang berlaku yang sudah diuji dan sebagainya, baru bisa dilaksanakan kembali," kata Iwan.
Iwan juga masih enggan berkomentar soal dugaan penyebab kecelakaan tersebut. Ia menyebut, pihaknya masih menunggu hasil investigasi yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Saya belum bisa menjawab itu. Nanti mungkin investigasi dari alat tersebut maupun dari mewawancara pekerja-pekerja," ujarnya.
5. Insiden ini terjadi di tengah penurunan tren kecelakaan kerja
Sepanjang 2018, sudah ada tiga kecelakaan kerja yang terjadi, dan ketiganya berasal dari proyek strategis pemerintah. Padahal pemerintah telah menaruh perhatian khusus atas kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di sektor konstruksi.
Dalam Apel Bulan K3 Nasional yang diselenggarakan Kementerian Tenaga Kerja belum lama ini, Menaker M. Hanif Dhakiri meminta agar baik pemerintah maupun pihak swasta dapat memperhatikan betul masalah norma ketenagakerjaan dan K3.
"Saya juga minta perusahaan dan serikat pekerja terus membina para pekerja agar memiliki kesadaran mengenai K3," kata Hanif saat memimpin apel, Kamis (1/2) seperti dikutip dari pernyataan resmi.
ADVERTISEMENT
Data BPJS Ketenagakerjaan juga menunjukkan bahwa sebetulnya angka kecelakaan kerja terus menurun dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2015 terjadi kecelakaan kerja sebanyak 110.285 kasus, sedangkan tahun 2016 sejumlah 105.182 kasus, sehingga mengalami penurunan sebanyak 4,6 persen. Sedangkan sampai Agustus 2017, terdapat sebanyak 80.392 kasus kecelakaan kerja.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab jatuhnya crane. Kabid Padmedkor Puslabfor Bareskrim Polri, Kombes Pol Ulung Kanjaya mengatakan penyelidikan akan dihentikan sementara dan dilanjutkan pada Senin (5/2).
"Enggak ada kesulitan. Cuma memang kita kan waktunya sudah sore. Belum bisa menyimpulkan apa penyebabnya, besok dilanjutkan lagi," kata Ulung di lokasi.
Selama penyelidikan, Puslabfor juga belum menemukan adanya barang bukti atau hasil temuan yang bisa dibawa. Kemungkinan, barang bukti baru bisa diambil pada penyelidikan berikutnya.
ADVERTISEMENT
Ulung juga memprediksi penyelidikan insiden ini bisa memakan waktu paling lama 3 hari untuk memastikan penyebab insiden.