Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Kurang dari sepekan pendaftaran capres dan cawapres di Pilpres 2019 dibuka, hingga kini Presiden Joko Widodo masih belum mengumumkan pendampingnya. Bursa kandidat cawapres Joko Widodo pun memanas. Jokowi pernah menyebut kandidat cawapresnya sudah mengerucut menjadi 5 nama.
ADVERTISEMENT
Namun, Jokowi tidak pernah membeberkan siapa saja kelima nama tersebut. Seiring dengan dinamika politik yang berjalan, sejumlah nama dikaitkan menjadi cawapres Jokowi. Sejumlah elite parpol pendukung Jokowi pernah menyebut lima kandidat sebagai nama yang masih digodok.
Berdasarkan informasi yang dihimpun kumparan, kandidat yang belakangan masih digodok antara lain mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin, pengusaha Chairul Tanjung, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, dan Wapres Jusuf Kalla.
1. Mahfud MD
Sejak beberapa bulan lalu, nama Mahfud MD memang mencuat menjadi salah satu kandidat cawapres Jokowi. Latar belakangnya sebagai pakar hukum dinilai menjadi salah satu pertimbangan memilih Mahfud menjadi cawapres Jokowi. Mahfud MD berlatar belakang Islam karena merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama meski saat ini ia tak bergabung dengan PKB sebagai salah satu partai basis NU.
ADVERTISEMENT
Politikus PDIP Andre Indra Lukman mengakui nama Mahfud memang digodok di internal. Menurut dia, Megawati Soekarnoputri mengkaji seluruh nama yang berkembang.
"Ibu Ketua Umum sudah mengkaji seluruh nama yang memenuhi kriteria baik internal maupun eksternal dan juga nama yang berkembang di publik. Dan seperti kita ketahui bersama bahwa nama Pak Mahfud MD adalah salah satu nama yang berkembang di publik," ujar Bendahara Fraksi PDIP, Alex Indra Lukman, Jumat (6/7).
Selain itu, Ketua DPP PDIP nonaktif Puan Maharani juga mengakui nama Mahfud dipertimbangkan. Puan mengatakan dalam proses penjaringan, tiap kandidat dianalisis kekuatan dan kelemahannya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dalam pertemuan Jokowi dengan 6 ketum parpol pendukungnya di Istana Bogor pada Senin (23/7) lalu, nama Mahfud MD juga sempat dibahas. Dalam berbagai proses penjaringan setelah pertemuan Jokowi dan 6 ketum parpol itu, nama Mahfud juga masih ada dan cenderung menguat.
ADVERTISEMENT
Mahfud mendapat informasi pasti soal kemungkinan ia mendampingi Jokowi . Namun, ia tak membantah pun mengiyakan namanya memang digodok. Menurut dia, hingga saat ini Jokowi belum memutuskan.
“Belum dikomunikasikan, kan memang tidak harus kan. Dan keputusannya (cawapres) waktu itu diserahkan kepada Pak Jokowi, dan Pak Jokowi belum memutuskan dan masih menimbang-nimbang,” kata Mahfud di Hotel Crowne, Semanggi, Jakarta Pusat, Senin (30/7).
Jokowi sempat mengakui nama Mahfud MD masuk dalam kantongnya sebagai kandidat cawapres. "Sangat bagus, sangat bagus. Ya masuk-masuk (kantong kandidat cawapres)," ucap Jokowi di Gedung Akademi Bela Negara NasDem, di Jakarta, Senin (16/7)
2. KH Ma'ruf Amin
Adalah Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy alias Romy yang pertama kali menyebut KH Ma'ruf Amin sebagai salah satu kandidat cawapres ideal bagi Jokowi . Romy mengaku sudah mengusulkan nama Ma'ruf Amin ke Jokowi sejak Desember 2017.
ADVERTISEMENT
“Kepada beliau ada figur (cawapres) yang sangat cocok itu dari sejak bulan Desember tapi ada satu syarat yang agak jauh dari kriteria itu tadi yaitu KH Ma'ruf Amin,” terang Romy.
Romy menilai ketokohan Ma'ruf Amin di kalangan Islam tentunya dapat menambal lubang yang dimiliki Jokowi yang selama ini dianggap tidak pro Islam. Selain itu, Ma'ruf relatif dapat diterima seluruh kalangan, baik NU maupun Muhammadiyah.
Ma'ruf juga dianggap tidak memiliki agenda politik di Pilpres 2014. Sehingga keenam parpol pendukung Jokowi tidak ada yang merasa terancam dengan kehadiran Ma'ruf.
“Saya sampaikan (kepada Jokowi), KH Ma'ruf Amin itu memenuhi seluruh syarat. Beliau sosok faqih, kiai, seorang ulama, seorang ketua Majelis Ulama Indonesia. Bisa diterimanya semua ormas bukan hanya Rais dan PBNU tapi juga semua ormas Islam bisa menerima bahkan geng 212 dipastikan bisa menerima,” kata Romy.
Menurut sejumlah sumber, dalam pertemuan Jokowi dan 6 ketum parpol di Istana Bogor, keenam ketum parpol itu sempat menyebut nama Ma'ruf Amin kepada Jokowi. Namun, saat itu, Jokowi tidak menjawab dan hanya tersenyum.
ADVERTISEMENT
Ma'ruf mengaku siap jika harus mendampingi Jokowi di Pilpres 2019. Menurut dia, pengabdian bagi bangsa dan negara harus menjadi prioritas utama.
"Kalau kita begini, kalau kita bangsa dan negara, kita para ulama kalau diminta negara harus siap," ungkap Ma'ruf usai acara Tasyakuran Milad ke-43 MUI dan ground breaking Menara MUI di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (26/7).
3. Chairul Tanjung
Nama pengusaha Chairul Tanjung terseret dalam bursa kandidat cawapres Jokowi. Nama CT, panggilan akrab Chairul, muncul dalam sejumlah survei. Setelah itu, sejumlah kelompok relawan mendeklarasikan dukungan bagi CT untuk berpasangan dengan Jokowi.
Partai pengusung Jokowi, PDIP, tak membantah bahwa CT memang masuk menjadi kandidat yang digodok. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, partainya masih menunggu keseriusan CT lebih lanjut untuk menjadi cawapres Jokowi. "Tunggu sinyal langitan,” ucap Hasto sambil bergurau.
ADVERTISEMENT
Menggenggam posisi Chairman CT Corp, CT ada di urutan ke-4 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih US$ 3,8 miliar. Sejumlah sumber menyebut, nama CT masuk radar karena pengalamannya di bidang ekonomi serta jaringannya yang kuat di bidang ekonomi. CT juga dianggap punya jaringan di kalangan Islam.
Selain itu, CT juga representasi cawapres dari luar Jawa. Diharapkan, jika CT menjadi cawapres Jokowi, bisa mendulang suara di wilayah Sumatera, khususnya Sumatera Barat.
Setelah namanya santer disebut menjadi kandidat cawapres, CT pernah muncul dalam satu acara dengan Jokowi, yaitu saat peletakan batu pertama Gedung MUI. Saat itu, Jokowi sempat menggoda CT. Saat berpidato, Jokowi meminta CT agar ia ikut menyumbang pembangunan Menara MUI.
ADVERTISEMENT
"Saya akan ikut mendorong, ikut memantau agar dana wakaf cepat terkumpul, secepat-cepatnya. Karena tadi yang naik panggung baru lima (pewakaf), Pak Chairul Tanjung belum naik ke panggung," ucap Jokowi disambut tawa hadirin.
"Pak Chairul Tanjung ini nanti menyumbangnya berapa, wakafnya berapa, harus jelas. Belum yang lain-lain, nanti akan saya tegur satu per satu," imbuhnya.
CT selalu menolak berkomentar ketika ditanya soal kansnya menjadi cawapres Jokowi.
4. Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi
Keputusaan Tuan Guru Bajang Zainul Majdi mundur dari Partai Demokrat setelah memutuskan mendukung Jokowi di Pilpres 2019 makin memperkuat wacana bahwa ia masuk menjadi salah satu kandidat cawapres Jokowi. Selain itu, Jokowi pernah mengakui bahwa Gubernur NTB itu juga masuk sebagai kandidat cawapresnya.
ADVERTISEMENT
"Masuk, masuk (kandidat cawapres)," jawab Jokowi soal TGB.
Salah satu partai pengusung Jokowi, PDIP, menyebut TGB dianggap memiliki komunikasi politik yang baik kepada tokoh-tokoh pemuda dan ulama di Indonesia. Wasekjen PDIP Ahmad Basarah menyebut nama TGB masih digodok jadi salah satu kandidat.
“TGB adalah salah satu kandidat cawapres yang sekarang namanya ikut mengerucut dengan nama-nama cawapres lainnya. Dan saya kira sangat baik di dalam perspektif hubungan Pak Jokowi dengan para tokoh-tokoh muda, kemudian ulama,” kata Basarah di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/7).
TGB menjamin keputusannya untuk mendukung Jokowi bukan merupakan bargaining politik untuk posisi cawapres. TGB menegaskan, ada maslahat yang besar dibanding mudarat dengan mendukung Jokowi untuk maju dua periode.
ADVERTISEMENT
"Men-support seorang pemimpin itu menurut saya tidak harus dikaitkan dengan deal-deal apa pun ya. Karena itu kan masalah kemaslahatan bangsa, masalah kemaslahatan umat, masalah objektivitas, akal sehat," kata TGB kepada kumparan, Rabu (4/7).
5. Wapres Jusuf Kalla
Masuknya kembali JK menjadi kandidat cawapres Jokowi menyulut kontroversi. Pasalnya, untuk kembali mendampingi Jokowi, UU Pemilu harus diuji materi di Mahkamah Konstitusi. Salah satu parpol pendukung Jokowi, Perindo, sudah mengajukan uji materi ke MK. Alasannya jelas, mereka ingin duet Jokowi-JK kembali di Pilpres 2019.
Kontroversi makin riuh setelah JK mengajukan diri sebagai pihak terkait dalam gugatan itu. Tak dipungkiri, ada sebagian faksi di parpol pengusung Jokowi, PDIP, NasDem, PKB, PPP, Golkar, Hanura dan 3 parpol pendukung Jokowi, Perindo, PSI, dan PKPI masih menilai JK sebagai sosok ideal cawapres.
ADVERTISEMENT
Punya rekam jejak, jaringan politik kuat, berpengalaman di bidang ekonomi, serta dekat dengan kalangan Islam. Namun, semua parpol tersebut tidak ingin melanggar konstitusi. Ketika ditanya seluruh partai kompak menyebut akan mengutamakan konstitusi sehingga akan menunggu putusan MK.
“PDIP menginginkan kriteria wapres yang ideal, tapi juga tidak menabrak ketentuan konstitusi,” ujar Wasekjen PDIP Ahmad Basarah.
“Jadi meskipun Pak JK adalah kriteria yang ideal bagi PDIP, tapi kita tidak ingin menabrak konstitusi, karena ini rangkaiannya akan panjang. Kalau konstitusi ditabrak, sehingga karena itu mari kita tunggu keputusan MK untuk memutus JR (judicial review) yang dilakukan oleh Pak JK terhadap pasal 169 UU Pemilu,” lanjut dia.
Sejumlah sumber menyebut, nama JK juga muncul dalam pembahasan Jokowi dengan enam ketum parpol di Istana Bogor. Nama JK menguat bersama dengan Mahfud MD.
ADVERTISEMENT
Namun, lagi-lagi, harus menunggu putusan MK. Parpol pendukung Jokowi menilai JK akan memudahkan Jokowi mendulang suara di Pilpres 2019. Apalagi soal faktor pemilih muslim serta pemilih di luar Jawa.