55 Warga Gaza Tewas, Erdogan Sebut Israel Lakukan Genosida

15 Mei 2018 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina berlindung dari gas air mata. (Foto: AFP PHOTO / MOHAMMED ABED)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina berlindung dari gas air mata. (Foto: AFP PHOTO / MOHAMMED ABED)
ADVERTISEMENT
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Israel telah melakukan genosida karena membantai puluhan warga Gaza dalam aksi protes di perbatasan. Sedikitnya 55 warga Gaza tewas ditembaki tentara Israel dan ribuan lainnya terluka.
ADVERTISEMENT
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Senin (14/5), termasuk di antara korban tewas adalah enam anak-anak di bawah usia 18 tahun. Sekitar 2.400 warga Gaza terluka tembak peluru tajam.
Erdogan dalam pidatonya di hadapan mahasiswa Turki di London, Inggris, menyerukan tiga hari berkabung nasional dan menggelar aksi besar di Istanbul pada Jumat mendatang. Sebelumnya aksi ribuan orang telah dilakukan di Turki menentang pemindahan Kedubes Amerika Serikat ke Yerusalem.
"Israel adalah negara teror. Apa yang dilakukan Israel adalah genosida. Saya mengutuk drama kemanusiaan ini, genosida, dari manapun datangnya, Israel atau Amerika," kata Erdogan.
Tayyip Erdogan (Foto: Reuters/Yasin Bulbul)
zoom-in-whitePerbesar
Tayyip Erdogan (Foto: Reuters/Yasin Bulbul)
Wakil Perdana Menteri Bekir Bozdag mengatakan Turki langsung memanggil duta besar di Israel dan AS "untuk konsultasi". Bozdag juga mengatakan Turki meminta digelar rapat darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Jumat mendatang.
ADVERTISEMENT
Aksi demo panjang warga Gaza di perbatasan Israel atau "Great March of Return" akan mencapai puncaknya pada Selasa pekan ini pada Hari Nakba, peringatan terusirnya ratusan ribu warga Palestina akibat pendudukan Israel pada 1948.
Aksi ini juga sebagai protes atas pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem. Pemerintah Turki menuding AS turut bertanggung jawab atas kematian warga Gaza.
"Amerika Serikat, sayangnya, berada di sisi pemerintah Israel tanpa memprotes pembantaian warga sipil dan menjadi pihak yang terlibat dadlam kejahatan terhadap kemanusiaan ini," kata Perdana Menteri Turki Binali Yildirim.