8 Fakta Pembagian Sembako di Monas yang Memakan Korban Jiwa

1 Mei 2018 10:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monas (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Monas (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Acara bagi-bagi sembako yang digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4), meninggalkan cerita tak sedap. Bukan hanya acaranya yang dinilai banyak melakukan pelanggaran, tetapi juga adanya dua korban jiwa yang diduga meninggal di acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, polisi menyebut dua korban tewas itu tidak meninggal saat berada di lokasi pembagian sembako. Namun, keduanya dinilai meninggal di luar pagar kawasan Monas, itu pun karena sakit.
Berikut kumparan (kumparan.com) merangkum delapan fakta terkait pembagian sembako maut tersebut.
1. Diselenggarakan Forum Untukmu Indonesia
Acara bagi-bagi sembako di kawasan Monas itu diselenggarakan oleh Forum Untukmu Indonesia (FUI). Sedikitnya 400 ribu paket sembako yang terdiri dari beras, minyak, dan mie instan disiapkan oleh kelompok tersebut dan dibagikan kepada warga Jabodetabek.
Dalam sosialisasinya, FUI menyebut tema acara pada tahun ini adalah "Untukmu Indonesia Berkarya Dalam Harmoni". Adapun tujuan diadakannya acara itu sebagai upaya menyatukan warga dari pergesekan yang kerap terjadi akhir-akhir ini. Tak hanya itu, pihak panitia menjamin bahwa kegiatan ini murni sosial dan tak ada unsur politik sama sekali.
ADVERTISEMENT
Lalu siapa sebetulnya FUI?
Dalam penelusuran yang kumparan lakukan, tak jelas siapa sebetulnya FUI ini. Kelompok tersebut bahkan tak memiliki kanal di media sosial, baik itu berupa fanspage di Facebook, akun Twitter, maupun Instagram.
Kendati demikian, acara bagi-bagi sembako yang dihelat pada Sabtu lalu itu dikomandoi oleh Dave Sentosa. Dia merupakan Ketua Panitia yang bertanggung jawa dalam acara tersebut. Lagi-lagi, belum jelas siapa sebetulnya Dave Sentosa tersebut.
2. Mencatut nama Pemprov DKI
Sandiaga Uno di Balai Kota. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno di Balai Kota. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
FUI menyebar undangan acara dengan mencantumkan nama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut, Pemprov DKI sempat tak mendapat pemberitahuan dari pihak penyelenggara. kerjasama dengan pihak penyelenggara. Sandi bahkan menegaskan, tidak boleh ada acara bagi-bagi sembako gratis di kawasan Monas.
ADVERTISEMENT
“Monas itu hanya boleh untuk kegiatan kebudayaan, kesenian, olahraga, dan kegiatan keagamaan. Dan kegiatan yang mempersatukan warga,” kata Sandi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (27/4).
3. Acara perayaan paskah
Pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI mengaku tidak terlibat dalam acara bagi-bagi sembako tersebut. Dalam keterangannya, Dinas Kebudayaan mengatakan kegiatan itu murni diselenggarakan oleh FUI. Selain itu, pihak pemprov bahkan melarang adanya transaksi bagi-bagi sembako di Monas.
Dalam surat permohonan izin menyelenggarakan acara dari FUI yang diterima oleh Dinas Kebudayaan, disebutkan acara itu berbentuk parade seni budaya dan ibadah umat kristiani. Acara itu diselenggarakan dalam rangka perayaan paskah serta doa bersama lintas agama yang diikuti oleh bakti sosial,
ADVERTISEMENT
4. Acara pembagian sembako penuh pelanggaran
Seperti dalam surat izin yang diberikan, seharusnya pihak panitia FUI tak boleh melaksanakan acara bagi-bagi sembako. Namun dalam praktinya, FUI justru tetap menyelenggarakan acara pembagian tersebut.
Sandiaga Uno di Balai Kota. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno di Balai Kota. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Hal ini dipertegas oleh keterangan Wagub Sandiaga Uno. Menurutnya, Pemprov DKI sudah melarang pembagian sembako di Monas. Namun, panitia tetap memaksakan pembagian sembako.
“Di awalnya tidak ada (pembagian sembako). Awalnya ada usulan pasar murah. Tapi kita sudah sampaikan area Monas itu tidak boleh digunakan untuk transaksi. Dan akhirnya mereka mengajukan sembako. Dan secara tegas, Dinas Pariwisata dan Budaya maupun Kepala UPT Monas sudah menyatakan tidak diperkenankan, tapi tetap dilakukan,” ujar Sandi
Sandi mengungkapkan pihaknya tidak mungkin membubarkan secara tiba-tiba kegiatan tersebut karena massa sudah sangat banyak memadati Monas. Jumlah massa yang datang berimbas terjadinya kemacetan di sekitar kawasan Monas.
ADVERTISEMENT
5. Warga yang hendak ambil sembako tertahan di stasiun
Pada hari H penyelenggaraan acara, puluhan ribu warga Jabodetabek yang hendak datang ke acara bagi-bagi sembako tertahan di Stasiun Juanda.Mereka tak dapat keluar (tap out) di pintu stasiun lantara tak memegang tiket fisik.
Penumpang Commuter Line membludak di st. Juanda. (Foto: dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang Commuter Line membludak di st. Juanda. (Foto: dok. Istimewa)
Vice President Corporate Communication PT KCI Eva Chairunisa mengatakan, puluhan ribu penumpang tersebut tak bisa keluar stasiun, karena koordinator acara dari sejumlah daerah itu hanya menyuruh para peserta sekedar melakukan tap in dan meminta kembali tiket gratis yang telah diberikan.
"Tiket Harian Berjaminan (THB) yang dibeli dalam jumlah banyak tersebut untuk metode pembagian secara gratis tidak diserahkan kepada masing-masing peserta yang terdaftar pada kelompoknya, melainkan hanya di koordinir untuk melakukan tap in pada gate di stasiun pemberangkatan dan kemudian tiket diambil kembali oleh koordinator di stasiun pemberangkatan," kata Eva lewat keterangannya, Sabtu (28/4).
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, tak jelas siapa saja yang menkoordinir puluhan ribu warga tersebut hingga tertahan di stasiun.
6. Sampah yang berserakan usai acara
Acara yang dihadiri oleh ratusan ribu orang tersebut menyisakan masalah kebersihan. Utamanya adalah samah yang berserakan usai acara berlangsung.
Wagub Sandiaga Uno menjelaskan, FUI tidak bertanggung jawab terhadap kebersihan selama dan setelah acara. Panitia acara itu tidak memperhatikan fasilitas yang ada di Monas. Selain itu kenyamanan pengunjung Monas juga menjadi sorotan.
“Tentunya kenyamanan dari pengunjung dan terjadi penumpukan pengunjung yang tidak diantisipasi dengan baik, dan tidak terkoordinasi dengan baik. Terakhir panitia tidak dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga ketertiban,” ungkapnya.
7. Memakan korban jiwa
Kabar tewasnya dua orang tewas akibat berdesakan dalam acara bagi sembako sempat mencuat. Namun, polisi membantah kedua korban tewas di area acara.
Kapolres Metro Jakpus Roma Hutajulu bernegosiasi (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Metro Jakpus Roma Hutajulu bernegosiasi (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Kapolrestro Jakarta Pusat Kombes Pol Roma Hutajulu menyebut kematian dua warga juga dipastikan tidak ada hubungannya dengan acara itu.
ADVERTISEMENT
"Bukan karena sembako. Karena kalau bagi sembako di dalam Monas aman, kondusif dan saya pantau langsung. Kalau yang bersangkutan (tewas) di luar (Monas)," kata Roma saat dikonfirmasi, Selasa (1/5).
Roma mengatakan, salah seorang korban, Mahesa ditemukan di luar pagar Monas atau di luar lokasi acara. Mahesa meninggal diduga karena sakit. "Sempat ditolong dan dibawa ke RSUD Tarakan sampai akhirnya meninggal," imbuh dia.
8. Forum Untukmu Indonesia meminta maaf
Menurut Wagub DKI Sandiaga Uno, penyelenggara acara sudah bertemu dengan pihak Kadis Pariwisata dan Budaya. Dalam pertemuan itu, penyelenggara menyampaikan maaf.
"Kami prihatin, dan sedikit update buat teman-teman ya. Kemarin saya mendapat update dari Kadis Pariwisata dan Budaya, bahwa pertemuan dengan pihak penyelenggara sudah selesai dan pihak penyelenggara juga menyesal dan memohon maaf sebesar-besarnya dari lubuk hati mereka yang paling dalam kepada seluruh masyarakat Jakarta dan masyarakat Indonesia," beber Sandi di sela olahraga pagi dengan Ketua MPR di Senayan, Jakarta, Selasa (1/5).
ADVERTISEMENT