Abraham Samad: Pelototi Seleksi Capim, Jangan Sampai KPK Dihancurkan

7 Agustus 2019 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abraham Samad. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Abraham Samad. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
ADVERTISEMENT
Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK periode 2019-2023 telah mengumumkan 40 kandidat yang lolos tahap psikotes. Masih tersisa beberapa tahap lagi, di antaranya profile assessment dan tes wawancara.
ADVERTISEMENT
Eks Ketua KPK, Abraham Samad, meminta masyarakat mengawal seleksi yang masih tersisa itu. Sebab ia tak ingin capim yang terpilih nanti justru melemahkan KPK dari dalam.
"Hajatan tentang seleksi capim KPK ini yang paling penting. Kita harus pelototi. Kenapa kita harus pelototi? karena menurut saya ada dua cara menghancurkan KPK. Pertama dari luar, yakni dari eksternal dan kedua dari dalam, internal KPK," kata Samad dalam diskusi di Jakarta Pusat, Rabu (7/8).
Samad menyebut, upaya menghancurkan dari eksternal mudah ditangkis. Sebab publik mulai dari masyarakat sipil hingga media dapat melihat.
Namun, kata Samad, ancaman dari dalam KPK justru yang berbahaya. Sebab hal itu sulit dideteksi.
Suasana saat pengumuman hasil tes psikologi capim KPK oleh Pansel KPK. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Meski begitu, Samad tidak merinci ancaman apa yang bisa dibawa oleh 40 kandidat yang lolos ke tahap profile assessment capim KPK.
ADVERTISEMENT
"Gimana ancaman dari dalam? menginfiltrasi kepentingan dari luar ke dalam KPK. Bagaimana cara menginfiltrasikan kepentingan-kepentingan itu? Lewat orang-orang tertentu. Karena kalau orang-orang tertentu punya kepentingan-kepentingan tertentu, sudah masuk ke dalam KPK maka dialah yang melemahkan KPK dari dalam, begitulah teorinya," jelasnya.
Sehingga menurut Samad, tidak heran saat ini begitu banyak serangan dan teror ke pegawai KPK.
Samad pun mengingatkan kepada Pansel agar memilih 10 kandidat yang nanti direkomendasikan ke Presiden Jokowi untuk diuji DPR dengan tepat.
"Kita tidak sedang mencari atau menemukan seorang malaikat dari pimpinan KPK, kita sepakat dalam hal itu kita tidak mencari malaikat," kata dia.
"(Kita mencari) 10 orang jujur yang pimpin KPK. Itu masih ada, 250 juta penduduk Indonesia saya yakin 10 orang ada. Kita bisa menemukan," tutupnya.
ADVERTISEMENT