Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Aceh Masuki Musim Peralihan, BMKG Minta Warga Waspadai Puting Beliung
9 Januari 2019 13:55 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
ADVERTISEMENT
Provinsi Aceh sedang memasuki masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau. Pada musim ini akan lebih sering muncul awan Cumulonimbus (CB). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh meminta agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati.
ADVERTISEMENT
Kasi Data dan Informasi BMKG Aceh, Zakaria, mengatakan memasuki Januari 2019, cuaca buruk dan hujan mulai berkurang, baik intensitas maupun kuantitas hari hujan. BMKG Aceh memperkirakan, Februari 2019 sudah masuk masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.
“Pada masa ini yang perlu diwaspadai adalah angin puting beliung sebab di musim ini akan lebih sering muncul atau tumbuhnya awan Cumulonimbus (CB). Puting beliung bisa disebabkan oleh adanya tumbuh awan Cumulonimbus atau disebut juga dengan awan CB,” ujar Zakaria, dikonfirmasi kumparan Rabu (9/1).
Zakaria menjelaskan, ciri-ciri akan terjadi puting beliung adalah cuaca cerah di pagi hari, angin sangat tenang, tapi menjelang siang mulai terbentuk awan hitam yang sangat cepat perkembangannya. Keadaan seperti itu menandakan daerah tersebut sedang terjadi tekanan udara rendah dibandingkan dengan daerah sekelilingnya.
ADVERTISEMENT
“Masa udara dari daerah sekelilingnya akan menuju ke daerah itu dan dengan pergerakan masa udara ke satu titik tersebut akan terjadi angin yang sangat kencang. Pergerakanya memutar atau yang disebut angin puting beliung,” ujarnya.
Dalam musim peralihan ini, Zakaria mengimbau, agar masyarakat dapat berlindung di bangunan yang kokoh agar tidak tertimpa atap yang beterbangan atau material lain yang terangkat oleh angin puting beliung.
“Masyarakat kami minta untuk hati-hati tidak berteduh di bawah pohon, baliho serta tidak berdiri di lapangan terbuka karna ada potensi petir atau jatuhnya benda-benda yang disapu atau diterbangkan angin,” kata dia.