Akhir Cerita dari Video Anak yang Diusir Keluar Mobil di Malang

30 Maret 2019 6:31 WIB
Ilustrasi kekerasan Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Video seorang anak dipaksa keluar dari mobil beredar luas di media sosial. Publik sempat bertanya-tanya, di mana video itu direkam dan latar belakang hingga peristiwa memprihatinkan itu bisa terjadi.
ADVERTISEMENT
Belakangan diketahui, peristiwa itu terjadi di Malang, Jawa Timur. Tepatnya di Jalan Bandung, dekat sekolah si anak yang dipaksa keluar mobil.
Kejadian itu ternyata sempat disaksikan beberapa orang tua siswa. Salah seorang wali murid mengatakan orang tua yang memaksa anaknya turun dari mobil diduga mengalami stres.
”Saya tahu karena adiknya anak itu sekolah di sekolah yang sama dengan anak saya, katanya stres karena suaminya mempunyai istri tiga,” kata perempuan yang tidak mau disebutkan namanya itu, Kamis (28/3).
Pernah suatu ketika, orang tua itu menjemput anaknya dengan menggunakan mobil. Namun karena ada pengguna sepeda motor tidak mau menepi, orang tuanya lantas marah-marah.
”Dia memang orang kaya, rumahnya di kawasan elite Istana Dieng, dan suaminya punya toko emas,” katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, di grup para wali murid juga tersebar tangkapan layar aplikasi WhatsApp yang diduga kiriman pelaku kepada seorang temannya. Intinya, pelaku melakukan pembelaan, jika dia marah karena anaknya tidak mau turun untuk kursus atau les, sedangkan dirinya telanjur mengantar.
Terkait video itu, Polresta Malang langsung melakukan penyelidikan.
”Kami baru dapat laporan dari medsos, kasus ini masih proses penyelidikan, meski tidak ada laporan kami selidiki karena itu termasuk kekerasan pada anak. Anggota reserse kriminal masih di lapangan,” kata Kasubag Humas Polresta Malang Ipda Ni Made Seruni Marhaeni.
Dia mengatakan tim dari cyber troops juga memeriksa lokasi untuk memastikan video itu hoaks atau tidak.
”Sedangkan reskrim melakukan pencarian identitas, termasuk mencari siapa yang mengunggah video itu pertama kali, sore ini dari reskrim akan memberikan informasi lanjutan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dia membenarkan jika melihat dari video itu, tempatnya terlihat sama seperti di Jalan Bandung atau tepatnya di depan SPBU.
”Kita selidiki terus, apalagi di video, mobilnya tidak terlihat nomor polisinya,” katanya.
Belakangan orang tua yang mengusir anaknya dari mobil meminta maaf. Permintaan maaf tersebut diunggah oleh Twitter resmi Sabhara Polresta Malang pada Jumat (29/3).
Berdasarkan video yang diunggah, perempuan tersebut mengaku sebagai orang tua sang anak. Perempuan itu bernama Wati. Dalam video itu, dia memberi keterangan ditemani oleh Kanit PPA Polresta Malang Iptu Tri Nawangsari dan seorang pria. Berikut transkrip permintaan maaf tersebut:
Assalamualualaikum Wr Wb
Selamat malam, saya Ibu Wati, selaku orang tua yang berkaitan dengan viral video yang beredar di sosial media.
ADVERTISEMENT
Terkait dugaan kekerasan pada anak. Secara pribadi saya menyampaikan permohon maaf atas viral video tersebut. Jadi, perlu saya jelaskan di sini bahwa kejadian pada hari Selasa, 26 Maret 2019 di Jalan Bandung, Kota Malang, pukul sekitar 15.30 WIB.
Terjadi perselisihan antara saya dan putri saya secara spontan, refleks dan di luar kendali. Saya memperlakukan putri saya dengan cara yang kurang elegan, pantas dilihat. Tanpa ada niatan sedikitpun menyakiti putri saya tercinta. Saya akui saya emosi pada saat itu. Dan oleh karenanya, saya dari lubuk yang paling dalam, saya menyesal dan memohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini. Setelah kejadian hingga saat ini, saya dan putri saya baik-baik saja, dan tidak ada permasalahan lagi. Demikian klarifikasi ini saya buat.
ADVERTISEMENT
Assalamualaikum Wr Wb
Polresta Malang sudah menganggap selesai kasus ibu yang melakukan kekerasan pada anaknya, di mana video terkait penganiayaan itu viral. Kasus itu selesai setelah sang ibu mengakui kesalahannya dan hubungan keduanya kini sudah kembali normal.
Hal itu diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polresta Malang AKP Komang Yogi pada media di kantornya, Jumat (29/3). "Hubungan ibu dan anak ini sudah seperti biasa. Jadi sebenarnya itu hanya masalah kesalahpahaman saja. Jadi kami tidak melakukan penyelidikan kembali," kata Komang.
Ia menuturkan bahwa jajaran Polresta Malang langsung sigap menanggapi kasus yang beredar di media sosial itu, terkait dugaan kekerasan terhadap anak yang terjadi di depan sebuah tempat kursus di Jalan Bandung, Kota Malang, Selasa (26/3).
ADVERTISEMENT
"Sudah langsung ditindak lanjuti polres dengan penyelidikan ke lapangan. Kami juga sudah kami dapatkan identitas orang tua, yakni berinisial KW. Kemudian kami ke rumah rumah dan melakukan penyelidikan dan pengambilan keterangan. Bahwa ada kesalahpahaman cekcok dengan anak itu," katanya.
Ia menuturkan bahwa kejadian itu bermula karena si anak tidak mau mengikuti kegiatan kursus, lantaran tidak membawa baju ganti sepulang sekolah. "Karena tidak bawa baju ganti, akhirnya dia tidak mau les," katanya.
Akhirnya, berbuntutlah kejadian tersebut. Pengakuan orang tua tersebut sesuai dengan berita Tugu Malang sebelumnya, berdasarkan keterangan salah seorang sumber.
Ia juga menjamin kondisi anak tersebut sudah normal kembali. "Jadi, anaknya sudah ke sekolah dengan biasa, dengan guru biasa, dan melakukan aktivitas semuanya dengan biasa. Layaknya ibu dan anak," katanya.
ADVERTISEMENT