Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Aksi Anggota Kopassus Pakai Tenaga Dalam Temukan Mayat Korban Longsor
7 Februari 2018 10:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya evakuasi dilakukan di sejumlah titik dengan bantuan tim SAR gabungan. Salah satunya dari anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Praka Pujiono.
Aksi Pujiono mengevakuasi korban longsor yang direkam dalam sebuah video dan diunggah ke akun Instagram @infokomando cukup menarik perhatian. Untuk menemukan korban yang tertimbun, anggota Batalyon 14 Grup 1 Kopassus itu menggunakan tenaga dalam yang dimilikinya. Ia menggunakan ilmu bela diri Merpati Putih dengan teknik “Getaran”.
Ia berjalan dari satu titik ke tiik yang lain seolah menerka-nerka di mana letak korban terpendam. Setelah terdeteksi maka alat berat dikerahkan untuk menggali tanah yang dipercaya menimbun beberapa korban.
Kemampuan deteksinya lewat getaran itu membuahkan hasil. Beberapa jenazah warga berhasil ditemukan.
ADVERTISEMENT
"Iya benar kejadiannya kemarin (Senin)," kata admin @infokomando saat dikonfirmasi kumparan.
Dalam aksi ini, segala peralatan, kemampuan, daya, dan upaya yang dimiliki oleh anggota Satuan Tugas Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Longsor Batalyon 14 Grup 1 Kopassus dikerahkan untuk membantu proses pencarian korban.
Tentang 'kekuatan' tenaga dalam pada bela diri Merpati Putih yang digunakan Pujianto, menurut informasi dari akun Info Komando hal itu memang sudah lekat pada kegiatan Kopassus.
"Merpati Putih merupakan roh bela diri Kopassus yang sudah diajarkan sejak tahun 1975. Walaupun bela diri baru datang silih berganti tetapi Merpati Putih tetap menjadi ikon bela diri Kopassus," tulis akun Info Komando, Selasa (6/2).
Merpati Putih menggunakan tenaga dalam asli manusia, dengan teknik olah napas. Pada orang biasa, tenaga asli tersebut dapat dilihat dan digunakan hanya pada saat orang bersangkutan dalam kondisi terdesak. Sebagai contoh, melompat pagar saat anjing mengejar di jalan buntu. Dalam keadaan kembali normal atau tidak terdesak, orang tersebut serasa tidak percaya telah melompati pagar yang tinggi itu.
ADVERTISEMENT
Atas aksinya tersebut, Pujianto dan TNI secara umum mendapat beragam apresiasi dari para warganet.
"Enggak heran. Waktu evakuasi erupsi Merapi tahun 2010 di Yogyakarta, personel dari grup 2 menebas bambu besar dengan sekali ayunan menggunakan sangkur, sangkur kecil coy, sampai mlongo pada lihatnya. Terima kasih Kopassus," tulis akun Instagram @nursway_.
"Luaaaarrrr biasaaaa...Maju terus komando," sahut akun @herinoviyanto1979.