Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Aksi Saling Dorong Terjadi saat Demonstrasi di Depan Kedubes AS
15 Desember 2017 13:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Massa dari berbagai organisasi kemasyarakatan kembali melakukan demonstrasi di depan Kedutaan Besar AS di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (15/12) siang. Aksi menolak kebijakan Donald Trump ini dimulai sejak selepas salat Jumat. Terlihat mobil Baracuda dan water canon milik polisi bersiaga di depan Kedubes AS.
ADVERTISEMENT
Tak menunggu aksi akbar pada Minggu (17/12) yang digagas Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI), mereka tetap melakukan aksi damai menyikapi kebijakan Donald Trump yang mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Saat demonstrasi baru mulai, massa bergerak ke depan gedung kedutaan. Namun, polisi meminta massa menyampaikan aspirasinya di seberang jalan.
Permintaan polisi tidak mau diikuti demonstran. Aksi saling dorong pun terjadi. Setelah beberapa menit, saling dorong antara polisi dan demonstran berhenti. Massa mulai tenang setelah ada permintaan mundur dari orator di atas mobil komando. Polisi yang berjaga juga ikut mundur setelah tidak ada lagi gerakan massa mendekat ke bangunan kedutaan.
Salah satu koordinator aksi yang berasal dari Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Amarullah Hidayat, mengatakan aksi ini diselenggarakan berbagai organisasi kemasyarakatan. Dia mempersilakan siapa saja yang hendak menyampaikan aspirasinya untuk ikut bersama mereka.
ADVERTISEMENT
"Aksi ini, siapa yang mau mengungkapkan silakan naik, enggak ada pembatasan kayak yang lain-lain. Kalau hari minggu kan didata-data, dibatasi yang mau naik. Kalau kita siapa yang mau berorasi silakan saja, selama masih bisa orasi silakan saja," ujar Amarullah di depan Kedubes AS.
Amrullah menjelaskan massa aksi terdiri dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, KAMMI, HMI Dipo, Bang Japar, sejumlah majelis taklim, serta masyarakat Jakarta Utara. Menurut Amrullah, ada kemungkinan massa dari kelompok lain juga bergabung dalam demonstrasi ini.
"Massa perorangan yang datang tidak bisa kita perkirakan, kebanyakan nanti massa cair. Jumlahnya kita kira seribu, dua ribuanlah," ujar Amarullah.