Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Lebih dari 400 petugas pemadam kebakaran diterjunkan untuk menjinakkan kobaran api yang melalap Katedral Notre Dame di Prancis. Api baru bisa dipadamkan 15 jam setelahnya.
ADVERTISEMENT
Puncak dan sebagian besar atap katedral runtuh. Sementara dua menara lonceng dan bangunan utama berhasil diselamatkan.
Dilansir CNN, sejumlah ahli menanggapi alasan api yang membakar katedral berusia delapan abad itu sulit dipadamkan. Mantan petugas pemadam kebakaran di Departemen Pemadam Kebakaran St. Louis, AS, Gregg Favre, mengatakan, eksterior batu yang membangun situs bersejarah itu menjadi penyebabnya.
Tak hanya itu, balok atap kayu yang sudah berusia berabad-abad, ditambah arsitektur gotik di sekelilingnya, membuat kobaran api semakin sulit dijinakkan. Petugas juga kesulitan menjangkau langit-langit kayu di atap katedral.
"Sudah cukup jelas dalam 20 menit pertama (kebakaran) bahwa ini akan menjadi kebakaran yang buruk," kata Favre.
Setelah balok terbakar, bagian luar batu semakin mempersulit petugas pemadam kebakaran di luar katedral untuk mendekati sumber api. Terlebih, batu-batu bangunan katedral itu bersifat mengikat panas dan asap.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Favre sangat mengapresiasi kinerja para pemadam yang bergerak cepat. Dia memaklumi jika proses pemadaman memakan waktu yang cukup lama.
"Fakta bahwa mereka mampu mengendalikan penyebaran api sebanyak yang mereka lakukan dan menyelamatkan sebagian besar bangunan, termasuk dua menara lonceng, itu upaya yang luar biasa," kata Favre.
Ketinggian Notre Dame juga menjadi alasan lainnya. Petugas harus menyediakan oksigen ekstra agar bisa tetap bernafas seraya memadamkan api.
"Beban bahan bakar naik di udara, dan petugas pemadam kebakaran tidak bisa memadamkannya dengan cepat," kata Glenn Corbett, profesor ilmu api di John Jay College of Criminal Justice.
Presiden AS Donald Trump sempat menyarankan agar proses pemadaman dibantu dengan penyiraman dari atas helikopter. Tetapi, menurut Corbett, hal itu mustahil dilakukan.
"Salah satu masalah yang Anda miliki di sini, adalah pergantian termal, ada cerobong asap di atasnya. Anda tidak dapat menerbangkan helikopter di udara panas. Udara sangat tipis," kata dia.
ADVERTISEMENT
Pendapat Corbett turut diamini Badan keamanan sipil Prancis, Securite Civile. Menurut mereka, pembuangan air dari udara dapat melemahkan struktur Notre Dame dan mengakibatkan kerusakan pada bangunan-bangunan di sekitarnya.
Peletakan batu pertama Notre Dame dilakukan pada masa pemerintahan Raja Louis VII. Pembangunan dilanjutkan dalam beberapa abad berikutnya, dengan beberapa penambahan konstruksi pada abad ke-17 dan abad ke-18. Pada 2017, katedral ini kembali direnovasi.