Alvin Lie: Tiket Pesawat Masih Mahal, Bandara Ahmad Yani Sepi

18 Februari 2019 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Bandara Ahmad Yani, Semarang. Foto: Dok. Alvin Lie
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Bandara Ahmad Yani, Semarang. Foto: Dok. Alvin Lie
ADVERTISEMENT
Tingginya harga tiket pesawat untuk rute domestik sempat dikeluhkan masyarakat beberapa bulan terakhir. Pemerintah juga telah meminta maspakai-maskapai menurunkan harga tiket, meski hingga kini terpantau beberapa rute domestik belum juga turun.
ADVERTISEMENT
Pengamat penerbangan yang juga anggota Ombudsman RI Alvin Lie juga mengeluhkan hal yang sama. Alvin yang dalam sebulan bisa bolak-balik Jakarta-Semarang 2-3 kali merasakan harga tiket pesawat masih tinggi dan maskapai cenderung tidak menurunkan harganya.
"Sejak Oktober (2018) enggak goyang. Kalau Jakarta ke Semarang dan sebaliknya Garuda Rp 1,1 juta, sampai hari ini masih di kisaran Rp 1,1 juta. Padahal saya bayar pakai kantong sendiri, untuk jadwal yang kurang lebih sama selisih 10 menit. Misalnya, Batik (Air) Rp 700 ribuan padahal full service," jelas Alvin, Senin (18/2).
Meski begitu, Alvin mengaku tetap mencoba menumpang maskapai lain untuk menuju atau kembali dari Semarang, seperti Citilink dan Sriwijaya Air.
Suasana Bandara Ahmad Yani, Semarang. Foto: Dok. Alvin Lie
Bandara Jadi Sepi
ADVERTISEMENT
Ia juga merasakan dampak dari harga tiket pesawat yang mahal, yaitu sepinya Bandara Ahmad Yani. Berdasar pengamatan Alvin, jumlah penumpang mulai turun drastis sejak akhir Desember 2018. Padahal, saat itu masih masuk peak seasons libur Natal dan Tahun Baru 2019.
"Saya orang Semarang, dulu ramai sampai awal Desember, apalagi Senin pagi orang-ornag tergesa-gesa, rebutan tempat duduk. Akhir Desember turun drastis (penumpangnya), hingga sekarang belum recover," ujar dia.
Alvin menilai maskapai-maskapai belum benar-benar menurunkan harga tiket. Bahkan, harga avtur yang sudah diturunkan pemerintah juga dinilai tak berpengaruh secara spesifik dalam penurunan harga tiket pesawat.
Sejumlah kendaraan bermotor melaju saat hari pertama pengoperasian Tol Salatiga-Kartasura di Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (21/12). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
"Kalau Semarang (penumpang) mulai surut sejak dioperasikan Tol Jawa. Karena penerbangan dari Semarang banyaknya ke Jakarta, mayoritas ke Jakarta, atau yang ke Surabaya, itu juga penumpangnya sedikit. Semarang ke Surabaya (via Tol Jawa) 3 jam (sudah) sampai," tutup Alvin.
ADVERTISEMENT
Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menilai kenaikan harga tiket pesawat merupakan imbas dari tingginya harga avtur. Selain itu, sejumlah maskapai Low Cost Carrier (LCC) seperti Lion Air dan Citilink, juga menerapkan aturan baru bagasi berbayar, sehingga dianggap cukup membebani masyarakat.
PT Pertamina (Persero) akhirnya menurunkan harga avtur per Sabtu, 16 Februari 2019. Meski avtur sudah diturunkan, harga tiket ke sejumlah destinasi masih terpantau tinggi.
Pantauan kumparan di situs tiket online Traveloka dengan rute Jakarta-Semarang seperti Alvin Lie, untuk penerbangan pada 28 Februari 2019 tiket dibanderol Rp 466 ribu dengan maskapai Lion Air. Selain itu, tiket dibanderol Rp 628 ribu hingga Rp 739 ribu dengan maskapai Citilink, Sriwijaya Air, dan Batik Air. Sementara Garuda Indonesia Rp 997 ribu.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk pertengahan April 2019, tiket pesawat cenderung naik. Jelang Pemilu 2019, paling murah ada maskapai Lion Air seharga Rp 532 ribu, dan maskapai lainnya terpantau tak berbeda jauh dengan akhir Februari.