Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Ambisi Demokrat Bentuk Poros Ketiga dan Cita-cita Calonkan AHY
4 Mei 2018 6:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Secara statistik, beberapa survei mengungkapkan, Ketua Komando Tugas Bersama Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai kandidat dari Partai Demokrat, punya elektabitilas paling tinggi sebagai cawapres Jokowi.
Namun, Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin mengisyaratkan membentuk poros ketiga lebih berharga bagi Demokrat.
"Jadi Demokrat pada posisinya tentu kita harap masih ada faktor game changer yang bisa mengubah peta dan mungkin saja ada alternatif lain, mungkin saja poros ketiga," ujar Amir di Kantor Indikator Politik Indonesia, Jalan Cikini V, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/5).
Merespons hal itu, pengamat politik UIN, Gun Gun Heryato menilai peluang terbentuknya poros ketiga sangat kecil. Hal itu dikarenakan posisi Demokrat yang mau atau tidak bertempur habis-habisan namun harus siap jika tidak memperoleh apa-apa.
ADVERTISEMENT
"Itu saya kira karakter SBY lebih banyak tidak di situ sebagai figur head central di Demokrat itu kebijakan SBY di 2014 non-blok kan, nah itu posisi itu menurut saya agak berbeda di 2019 karena dia punya kepentingan untuk membesarkan AHY," ucap Gun Gun saat dihubungi kumparan (kumparan.com) Kamis (3/5).
Untuk membesarkan AHY, lanjut Gun Gun, SBY bisa saja akan meraba ke salah satu poros, baik poros Jokowi maupun poros Prabowo.
"Kemudian yang kedua rasa-rasanya mitra atau calon koalisi itu juga dari partai-partai yang belum deklrasikan diri antaran lain PAN, PKB itu karakternya juga posisi politiknya sekarang itu mirip-mirip Demokrat tidak mau zero sum game," katanya.
Ia juga mengatakan hal yang menjadi sulit terbentuknya poros ketiga adalah menentukan figur yang pas di Pilpres 2019 . Menurutnya apakah jika AHY atau Cak Imin bersedia menjadi cawapres apakah jika ketiga partai tersebut bergabung bersedia menerima keberadaan sosok lain sebagai capres maupun cawapres.
ADVERTISEMENT
"Taruhlah 3 partai ini kan berarti salah satunya berarti tidak terakomodir dalam pasangan. Nah, ego sektoral ini menurut saya mampu tidak dijembatani, saya katakan poros ketiga itu ada meskipun secara matematis hitungan di atas kertas poros ketiga itu bisa diinisiasi," pungkasnya.