Andi Kurniawan, Penjaga Kebugaran Atlet Indonesia di Asian Games

8 September 2018 9:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andi Kurniawan, Founder Indonesia Sports Medicine Centre. (Foto: Intagran/@dokandi)
zoom-in-whitePerbesar
Andi Kurniawan, Founder Indonesia Sports Medicine Centre. (Foto: Intagran/@dokandi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi kebanyakan rakyat Indonesia yang mengikuti pagelaran Asian Games 2018, sosok Ketua Inasgoc Erick Thohir dan Chef de Mission (CdM) Syafruddin mungkin lebih populer di telinga. Bagaimana tidak, dua orang itu memang berkontribusi bagi kelancaran pelaksanaan Asian Games dan keberhasilan atlet Indonesia meraih 31 medali emas.
ADVERTISEMENT
Namun ada satu sosok yang sangat krusial untuk menjaga kebugaran 935 atlet Indonesia di Asian Games. Dia adalah Andi Kurniawan, Ketua Tim Medis Kontingen Indonesia. Andi bersama timnya yang berjumlah 25 orang, bertanggung jawab memastikan para atlet siap bertarung membela bangsa di medan tempur.
Tak hanya memastikan atlet bugar sebelum bertanding, Andi juga merawat atlet-atlet Indonesia yang mengalami cedera saat menjalani pertandingan hingga benar-benar pulih. Pilihan Andi yang ingin menjadi dokter itu mulai terlihat saat dirinya menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) di Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tahun 1998.
Tak puas, Andi ternyata ingin menjadi dokter spesialis untuk bidang keolahragaan. Hal itu yang melanjutkan pendidikan S2 atau spesialis kedokteran olahraga di FK Universitas Indonesia pada 2007.
ADVERTISEMENT
Ia mulai menangani atlet saat menjadi dokter tim basket Satria Muda BritAma. Dari pengalamannya itu, Andi melihat penanganan atlet di Indonesia terutama saat mengalami cedera masih sangat minim. Untuk itu, ia mendirikan Indonesia Sports Medicine Centre (ISMC) yang merupakan klinik kedokteran olahraga yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Ia percaya dengan penanganan cedera yang tepat, seorang atlet bisa terhindar dari pensiun dini. Sehingga prestasi atlet tersebut bisa dijaga atau bahkan ditingkatkan yang bisa membawa harum nama Indonesia.
Kepeduliannya terhadap kebugaran atlet itu membuatnya dipercaya menjadi salah satu anggota tim medis kontingen Indonesia di Olimpiade London 2012. Bahkan sejak saat itu, ia dipercaya untuk mendampingi atlet Indonesia sebagai Ketua Tim Medis Kontingen Indonesia di Olimpiade Remaja Nanjing 2014, Olimpiade Rio 2016, SEA Games 2017, dan terakhir Asian Games 2018 .
ADVERTISEMENT
Baginya, kebugaran atlet jelang tanding dan penanganan cedera atlet hingga benar-benar pulih sangat penting. Atlet, kata Andi, merupakan aset bangsa yang harus dijaga.
Ia merasa di Asian Games 2018, penanganan terhadap atlet yang cedera benar-benar dilakukan dengan serius. Menurutnya terdapat perbedaan dalam penanganan cedera atlet di Asian Games lalu dengan pagelaran pesta olahraga yang pernah diikuti Indonesia sebelumnya.
"(Penanganan atlet yang cedera) lebih baik sekarang, karena atlet diperhatikan. Kalau dulu selesai SEA Games, Asian Games ok sudah bye-bye. Mau ada cedera, mau ada apa, dan segala macam jarang diperhatikan, atlet kadang sampai bingung mau berobat kemana, terus banyak atlet putuskan pensiun dini karena cedera," jelas Andi saat berbincang dengan kumparan, Sabtu (8/9).
ADVERTISEMENT
Ia pun bersyukur dengan kesungguhan pemerintah ditambah dengan bantuan yang didapat dari BPJS Ketenagakerjaan berupa asuransi, membuat atlet yang mengalami cedera dapat tertangani dengan baik. Penanganan cedera itu merupakan bentuk tanggung jawab negara terhadap atlet.
"Untuk sekarang ini negara bertanggung jawab, tidak habis manis sepah dibuang. Mereka (atlet) sudah berjuang, sudah bela negara, terus cedera kita tanggung jawab, kita pulihkan mereka,"
Penanganan atlet yang sudah semakin baik itu, menurut Andi, bisa mengubah pandangan para orang tua yang ingin anaknya menjadi atlet. Sehingga para orang tua tersebut tak perlu lagi terlalu khawatir. Terlebih, kemajuan ilmu pengetahuan medis seperti sport science dan sport medicine juga membuat penanganan cedera atlet semakin cepat.
ADVERTISEMENT
"Atlet kalau dulu cedera hanya fisioterapi sekarang harus diperhatikan tidak hanya nyerinya hilang, tapi juga ototnya kuat. Bisa bermain tidak gampang cedera lagi," tutup Andi.