Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Anggota Kopaska Duga Buaya di Tanjung Priok Sudah Mati
18 Juni 2018 12:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Buaya muara yang sempat terlihat di Pondok Dayung, Tanjung Priok, tak kunjung muncul kembali usai ditembak oleh anggota Kopaska di bagian leher pada Jumat (15/6). Anggota Kopaska Kapten Laut (p) Edy Tirtayasa berasumsi, buaya tersebut sebenarnya sudah mati dan bangkainya terbawa arus.
ADVERTISEMENT
“Menurut saya mati kayanya. Terus terbawa arus. Cuma sialnya nyari bangkainya setengah mati,” ungkap Edy saat dihubungi kumparan, Senin (18/6).
Selain terhambat arus yang kuat, lumpur di alur luar Pondok Dayung yang dalam membuat pencarian buaya tersebut jadi lebih sulit. Bahkan, menurut Edy untuk mencari jangkar kapal yang jatuh saja sulit, apalagi menemukan bangkai buaya.
“Jangankan nyari bangkai, jangkar kapal segede ‘gajah’ begitu jatuh itu susah setengah mati nyarinya. Karena lumpur yang dalam terus arusnya kuat jadi enggak gampang nyari barang seperti itu,” katanya.
Edy menambahkan, jika buaya itu tidak mati maka kemungkinan buaya tersebut sudah pergi dari Pondok Dayung untuk kembali ke habitatnya. Karena menurutnya, selama 26 tahun ia tinggal di Pondok Dayung baru kali ini ada penampakan buaya.
ADVERTISEMENT
“Karakter buaya itu (akan pergi) ketika dia sudah terganggu, lalu beberapa hari dia enggak muncul di tempat itu lagi berarti dia sudah enggak di sana,” ujarnya.
Buaya muara pertama kali terlihat di Dermaga Sunda, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/6). Kemunculan buaya sekitar tiga meter itu direkam oleh anggota TNI yang sedang bersandar.
Sejak kemunculan buaya, TNI AL bersama Dit Polair gencar melakukan patroli untuk menangkap buaya tersebut.