Anies: 75 Persen Warga DKI Masih Gunakan Kendaraan Pribadi

21 November 2018 23:38 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendapat Grand Property Award pada malam apresiasi Indonesia Property and Bank Award XIII Tahun 2018 di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Rabu (21/11). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendapat Grand Property Award pada malam apresiasi Indonesia Property and Bank Award XIII Tahun 2018 di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Rabu (21/11). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerima penghargaan Grand Property Award sebagai tokoh atau yang menginspirasi dan aktif melakukan pembinaan BUMD.
ADVERTISEMENT
Anies mengapresiasi penghargaan yang diberikan kepadanya. Menurutnya, penghargaan ini diraih atas kerja sama semua pihak, khususnya BUMD yang ikut mewujudkan integrasi transportasi umum di Jakarta.
Akan tetapi ia mengakui masih banyak tantangan yang harus diselesaikan dalam mengelola transportasi di Jakarta, khususnya agar masyarakat beralih menggunakan kendaraan umum.
“Salah satu tantangan terbesarnya adalah bagaimana angkutan umum massal bisa membawa lebih banyak penduduk ibu kota dan sekitarnya. Hari ini kita masih memiliki rasio 25:75. Sebanyak 25 persen yang menggunakan kendaraan umum massal, dan 75 persen menggunakan kendaraan pribadi,” kata Anies saat malam apresiasi Indonesia Property and Bank Award XIII Tahun 2018 di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/11).
Untuk mewujudkan integrasi transportasi massal tersebut, maka dibutuhkan kendaraan umum yang menjangkau semua wilayah. Termasuk juga terjangkau secara harga, tersambungkan dengan transportasi moda yang lain, dan memberikan kenyamanan selama berada di transportasi massal.
Gubernur DKI Jakarta di Hotel Mulia, Jakarta. (Foto: Moh. Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta di Hotel Mulia, Jakarta. (Foto: Moh. Fajri/kumparan)
Anies menjelaskan, salah satu solusi yang ditawarkan oleh Pemprov DKI adalah pengintegrasian moda transportasi umum dengan Jak Lingko. Dengan adanya Jak Lingko, Anies yakin seluruh operator transportasi umum di Jakarta bisa bekerja sama dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Tapi untuk pertama kalinya dalam sejarah ibu kota, semua pengelola angkutan umum mau bekerja sama dengan pemerintah. Semua mau terintegrasi dalam sebuah jaringan yang kita sebut dengan Jak Lingko,” ujar Anies.
Seperti diketahui, Anies telah meluncurkan Jak Lingko untuk menggantikan OK Otrip yang selesai diujicobakan. Nama Jak Lingko merupakan istilah dari Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur yang berarti sawah yang terintegrasi berbentuk seperti jaring laba-laba.
Macet di Jalan Sudirman, Jakarta (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Macet di Jalan Sudirman, Jakarta (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
“Itulah yang kita upayakan di Jakarta hari ini angkutan umum seperti jaringan laba-laba yang menjangkau seluruh wilayah. Naik dari mana saja bisa tersambungkan ke angkutan umum di mana saja. Dan sampai tujuan ke mana saja dalam waktu tiga jam dengan satu harga,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Anies mengungkapkan penghargaan yang didapatkannya hanya sebagai sebuah penanda awal. Setelah ini ia berjanji pihaknya akan terus bekerja bersama BUMD dalam memberikan pelayanan terbaik di Jakarta.
“Semoga ikhtiar kita untuk membangun transportasi umum secara massal di Jakarta bisa berjalan dengan baik. Dan BUMD kita yang menjadi garda terdepan,” tutup Anies.