Anies Akan Tambah Sensor Kualitas Udara di Jakarta

5 Juli 2019 14:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengukuhkan petugas haji yang menyertai jamaah haji Provinsi DKI tahun 2019, di Balai Kota, Rabu, (3/7). Foto: dok. Humas Pemprov DKI
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengukuhkan petugas haji yang menyertai jamaah haji Provinsi DKI tahun 2019, di Balai Kota, Rabu, (3/7). Foto: dok. Humas Pemprov DKI
ADVERTISEMENT
Setelah kualitas udara dinyatakan buruk di sensor aplikasi pengukur kualitas udara AirVisual. Gubernur DKI Anies Baswedan berencana untuk menambah sensor agar ukuran kualitas udara di Jakarta lebih akurat.
ADVERTISEMENT
Anies mengatakan, dari aplikasi tersebut hanya memperlihatkan beberapa titik saja dan tidak menggambarkan kualitas udara di seluruh Jakarta.
“Kita akan menyiapkan alat-alat ukur kualitas udara. Karena hari ini kalau kita ditanya balik yang bilang kualitas buruk maka kita hanya bisa menentukan paling 10 titik. 15 titik maksimal di Jakarta,” ujar Anies di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (5/7).
“Dan yang keluar di AirVisual itu dari kedutaan Amerika. Jadikan menggambarkan kualitas udara di sekitar Gambir saja,” tambahnya.
Plt Kepala Dinas Lingkuhan Hidup Andono Warih mengatakan setidaknya perlu sekitar 13 hingga 25 pendeteksi di Jakarta. Menghitung jumlah luas Jakarta dan jumlah penduduknya.
“Kita kan ada 13an juta penduduk, jadi 13 alat. Pendekatan kedua itu yang mengatakan tergantung grade wilayahnya. Misalnya berapa km/segi, maka Jakarta perlu 25 alat. Karena ada 650 km persegi, 25 itu jumlah risetnya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, di Jakarta sendiri sudah ada 8 alatnya. 5 tersebar di seluruh wilayah kota dan juga 3 yang mobile. Namun memang untuk akses ke data tersebut, Andono mengakui belum ada aplikasi seperti AirVisual. Tapi data diakses melalui website Dinas Lingkuhan Hidup dan Jakarta Smart City.
“Data itu ada di Jakarta Smart City. Lihat saja di link Lingkuhan Hidup, tapi memang belum ada mobile app. Itu akan dibuat, kami sudah ada datanya tapi belum sampai kesana,” ujarnya.