AS Resmi Masukkan Pasukan Elite Iran ke Daftar Organisasi Teroris

9 April 2019 9:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan Garda Revolusi Iran. Foto: AFP/STR
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Garda Revolusi Iran. Foto: AFP/STR
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Amerika Serikat pada Senin (8/4) resmi memasukkan pasukan elite Iran, Garda Revolusi, ke dalam daftar kelompok teroris.
ADVERTISEMENT
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Presiden Donald Trump. Menurut Trump, Garda Revolusi terbukti mendukung tindakan terorisme di dunia.
"Kami mengakui Garda Revolusi tidak hanya sebagai pendukung terorisme, tapi mereka berpartisipasi aktif dalam pendanaan, dan dukungan terorisme sebagai alat kenegaraan," ucap Trump, seperti dikutip dari AFP, Kamis (9/4).
"Garda Revolusi adalah tujuan utama pemerintah Iran untuk memberlakukan dan mengimplementasikan kampanye terorisme," sambung dia.
Dengan keluarnya keputusan ini, untuk pertama kalinya AS melabeli tentara resmi suatu negara sebagai kelompok teroris. Sebelumnya, hanya gerilyawan atau kelompok radikal yang dilabeli AS sebagai teroris.
Presiden AS Donald Trump Foto: AFP/Nicholas Kamm
Langkah Trump tersebut diambil setelah hubungan AS-Iran memburuk. Setelah berkuasa, Trump memutuskan menarik diri dari perjanjian nuklir dan berkomitmen untuk melanjutkan sanksi mereka terhadap negara itu.
ADVERTISEMENT
Trump beralasan, sikap Iran yang menganggap AS dan Israel sebagai musuh harus mendapat tekanan besar dunia.
Keputusan AS tersebut pun disambut gembira oleh pemerintah Israel. PM Israel Benjamin Netanyahu bahkan mengakui, Israel yang meminta AS untuk memasukkan Garda Revolusi ke dalam daftar organisasi teroris.
"Terima kasih, teman ku tersayang, Presiden Trump karena telah memutuskan untuk mendeklarasikan Garda Revolusi sebagai organisasi teroris," sebut Netanyahu.
Menanggapi keputusan Negeri Paman Sam, Parlemen Iran melakukan tindakan balasan. Mereka juga memasukkan militer AS ke daftar organisasi teroris yang berbahaya bagi negaranya.
"Meskipun kami percaya tak perlu bermain-main dengan tindakan ekstrem AS, tapi kenyataan kami harus balas dendam," sebut pejabat tinggi Iran Heshmatollah Falahatpisheh.