AS Resmi Pindahkan Kedubes ke Yerusalem

14 Mei 2018 20:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Israel rayakan pembukaan kedubes AS. (Foto: REUTERS/Ammar Awad)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Israel rayakan pembukaan kedubes AS. (Foto: REUTERS/Ammar Awad)
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat akhirnya resmi memindahkan Kedutaan Besar mereka untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Pemindahan Kedubes ini adalah bukti Presiden Donald Trump tidak peduli pada penentangan dunia atas keputusannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, pemindahan Kedubes resmi dilakukan pada Senin sore waktu Yerusalem (14/5). Beberapa pejabat tinggi Amerika Serikat hadir dalam peresmian tersebut, termasuk putri dan menantu Donald Trump, Ivanka dan Jared Kushner.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan wakil Menteri Luar Negeri John Sullivan juga hadir dalam acara itu. Donald Trump tidak hadir dalam acara itu dan menyampaikan pidatonya melalui video.
Pemindahan ini dilakukan secara simbolis. Kantor Kedubes AS di distrik Arnona, sebelah selatan Yerusalem, sebenarnya adalah kantor Konsulat AS. Untuk pengurusan visa dan paspor masih akan dilakukan di Kedubes AS Tel Aviv yang kini beralih nama menjadi Konsulat AS.
Di Kedubes AS yang berlokasi di Yerusalem hanya akan ada Dubes AS untuk Israel David Friedman dan beberapa staf kecil. Friedman akan bertugas berpindah-pindah antara Tel Aviv dan Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Pembukaan Kedutaan Israel di Yerusalem juga dilakukan secara simbolis oleh Friedman dan disaksikan langsung oleh PM Netanyahu, Mnuchin, Ivanka dan Kushner.
Dubes AS untuk Israel, David Friedman. (Foto: Reuters/@/Ronen Zvulun)
zoom-in-whitePerbesar
Dubes AS untuk Israel, David Friedman. (Foto: Reuters/@/Ronen Zvulun)
"Hari ini kami membuka Kedutaan AS di Yerusalem, Israel," sebut Friedman.
Rencananya pembangunan Kedutaan AS akan mulai dilakukan dan berlangsung selama beberapa tahun ke depan.
Pemindahan Kedubes ini terjadi di tengah demonstrasi besar warga Gaza di perbatasan Israel. Sedikitnya 28 orang tewas dan 500 lainnya terluka ditembaki tentara Israel dengan peluru tajam.
Total korban tewas sejak aksi yang dimulai 30 Maret itu telah mencapai 61 orang.
Trump mewujudkan keputusannya yang disampaikan Desember lalu bahwa AS akan memindahkan Kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem. Keputusan Trump ini menuai kemarahan masyarakat dunia karena dianggap melanggar kesepakatan internasional soal status kota suci tersebut.
Pembukaan Kedubes AS di Yerusalem. (Foto: Reuters/@/Ronen Zvulun)
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan Kedubes AS di Yerusalem. (Foto: Reuters/@/Ronen Zvulun)
Dengan pemindahan ini, berarti AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Padahal sejak 70 tahun lalu, konsensus internasional menyatakan Yerusalem adalah wilayah internasional tidak bertuan yang saat ini diduduki secara ilegal oleh Israel.
ADVERTISEMENT
Keputusan Trump ini juga menuai penolakan dari mayoritas negara anggota PBB. Pada voting Majelis Umum Februari lalu 128 negara mendukung resolusi yang menentang keputusan Trump karena dianggap melanggar kesepakatan internasional. Hanya 9 negara yang menolaknya, termasuk AS dan Israel, sisanya negara-negara kecil penerima bantuan AS.
Resolusi Majelis Umum PBB tidak mengikat secara hukum, berbeda jika resolusi ditelurkan di Dewan Keamanan. Namun dukungan atas resolusi itu adalah bentuk simbolis keberpihakan dunia terhadap Palestina.
Atas pemindahan Kedubes di Yerusalem, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan AS sudah kehilangan perannya sebagai mediator konflik Palestina-Israel.
Kedubes AS di Yerusalem. (Foto: AFP/Ahmad Gharabli)
zoom-in-whitePerbesar
Kedubes AS di Yerusalem. (Foto: AFP/Ahmad Gharabli)
"Amerika Serikat telah memilih menjadi bagian dari masalah, bukannya solusi, dengan langkah terbaru mereka. Dan AS telah kehilangan peran sebagai mediator dalam proses perdamaian," ujar Erdogan dalam pidatonya di lembaga think tank Chatham House, Inggris.
ADVERTISEMENT
Sementara pemerintah Rusia mengatakan pemindahan Kedubes AS akan meningkatkan ketegangan di kawasan.
"Iya, kami punya kekhawatiran itu," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.