AS Satukan Kembali 522 Anak Imigran dengan Orang Tuanya

24 Juni 2018 14:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak imigran di perbatasan AS-Meksiko (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak imigran di perbatasan AS-Meksiko (Foto: AFP)
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat mengklaim telah menyatukan kembali 522 anak-anak imigran ilegal dengan orang tua mereka. Ini adalah langkah terbaru usai Presiden Donald Trump membatalkan pemisahan anak-orang tua imigran ilegal yang menuai kecaman dunia.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, laporan ini disampaikan oleh Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS pada Sabtu (23/6). Diperkirakan lebih dari 2.300 anak yang dipisahkan dari orang tua mereka setelah AS menerapkan kebijakan "toleransi nol" terhadap imigran gelap.
Menurut Kementerian AS, masih ada anak-anak imigran yang terpisah dari orang tua mereka, terutama yang belum jelas hubungan kekerabatannya dan tidak terkait program toleransi-nol.
Ribuan anak-anak itu saat ini ditampung di fasilitas-fasilitas Kementerian Pelayanan Kesehatan dan Kemanusiaan (HHS). HHS sendiri dalam pernyataannya menyatakan saat ini tengah mengupayakan reunifikasi anak-anak tersebut dengan orang tua mereka.
Penampungan Anak Imigran Ilegal di AS. (Foto: REUTERS/Mike Blake)
zoom-in-whitePerbesar
Penampungan Anak Imigran Ilegal di AS. (Foto: REUTERS/Mike Blake)
HSS mengatakan, sejumlah kecil anak akan masih dipisahkan "jika hubungan kekeluargaan tidak bisa dikonfirmasi" atau "kami yakin orang dewasa itu ancaman bagi keamanan si anak."
ADVERTISEMENT
Toleransi-nol adalah kebijakan yang diterapkan Trump pada April lalu. Berdasarkan kebijakan ini, imigran ilegal yang masuk AS lewat Meksiko akan dikriminalisasi. Para imigran dewasa yang tertangkap dipenjara untuk menanti pengadilan, sementara anak-anak mereka dipisahkan di fasilitas lain.
Pemisahan anak dan orang tua ini menuai kecaman dari dalam dan luar negeri, terutama setelah muncul foto-foto dan rekaman tangisan yang memilukan anak-anak yang terpisah dari ibu dan ayah mereka.
Kebanyakan anak-anak itu berasal dari Amerika Tengah, terutama Guatemala, Honduras, dan El Salvador.