Australia Akan Geser Kedubes ke Yerusalem, Jokowi Telepon PM Morrison

16 Oktober 2018 17:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keakraban Presiden Jokowi dan Scott Morrison Perdana Menteri Australia di Kebun Raya Bogor, Jumat (31/8/18). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keakraban Presiden Jokowi dan Scott Morrison Perdana Menteri Australia di Kebun Raya Bogor, Jumat (31/8/18). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo langsung menelepon Scott Morrison setelah Perdana Menteri Australia itu mengumumkan pemerintahnya akan mempertimbangkan memindahkan Kedutaan Besar di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Selasa (16/10), percakapan telepon antara Presiden Jokowi dan PM Morrison dilakukan pagi tadi. Dalam percakapan tersebut, Jokowi menyampaikan keprihatinannya atas pengumuman Morrison.
"Kita menyampaikan concern. Intinya menyampaikan concern mengenai announcement itu," kata Menlu Retno kepada para wartawan di Istana Merdeka, Jakarta.
Sebelumnya Morrison mengatakan negaranya akan mempertimbangkan pemindahan Kedutaan Besar di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem karena merasa solusi konflik saat ini tidak berhasil. Jika Australia benar melakukannya maka akan menimbulkan kecaman internasional seperti halnya ketika Amerika Serikat memindahkan kedubes ke Yerusalem tahun ini.
Pemindahan Kedutaan ke Yerusalem berarti mengakui kota itu sebagai ibu kota Israel, sebuah pelanggaran atas konsensus internasional. Desember tahun lalu, Indonesia menjadi satu dari 128 negara PBB yang mendukung resolusi menentang keputusan Presiden AS Donald Trump terkait Yerusalem. Hanya sembilan negara yang menolak resolusi itu, 35 negara abstain.
ADVERTISEMENT