Baku Hantam Terjadi di Parlemen Sri Lanka
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kekacauan terjadi di parlemen Sri Lanka. Anggota dewan baku pukul dan saling melempar barang sehari setelah Perdana Menteri Mahinda Rajapakse digulingkan.
ADVERTISEMENT
"Sangat sulit untuk melihat siapa yang terlibat baku hantam, tapi ada beberapa orang yang cedera namun tidak serius," sebut seorang pejabat parlemen Sri Lanka yang tak mau disebutkan namanya kepada AFP, Kamis (15/11).
Pejabat tersebut mengatakan, akibat kekacauan yang terjadi, sesi rapat parlemen untuk mengumumkan bahwa Sri Lanka untuk sementara waktu lumpuh sempat mengalami penundaan.
Dia menambahkan, seorang anggota parlemen dari loyalis pendukung PM terguling Mahinde Rajapakse menderita cedera setelah mencoba merebut mikrofon Ketua Parlemen. Saat ini yang bersangkutan dirawat di rumah sakit.
Perkelahian di parlemen Sri Lanka pecah sehari setelah Perdana Menteri Mahinda Rajapakse yang baru ditunjuk beberapa pekan lalu digulingkan oleh parlemen. Rajapakse menggantikan pejabat sebelumnya Ranil Wickremesinghe yang dipecat Presiden Maithripala Sirisena 26 Oktober lalu.
Keputusan Presiden Sirisena yang mengganti dan menunjuk PM baru serta membekukan pemerintahan ditolak oleh pendukung setia Wickremesinghe.
ADVERTISEMENT
Mereka lalu mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung Sri Lanka. Gugatan tersebut diterima dan ditindaklanjuti oleh parlemen dengan menggelar sidang istemewa.
Saat sidang pada Rabu (14/11) anggota parlemen Sri Lanka menyetujui diterapkan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Rajapakse dan merencanakan penerapan hal serupa kepada Presiden Sirisena.
Pada Kamis (15/11) yang merupakan sidang pertama setelah pemerintahan Rajapakse digulingkan, perseteruan antar kelompok politik di Sri Lanka akhirnya meletus.
Menanggapi perkelahian di parlemen, Rajapakse menyatakan cara satu-satunya mengakhiri krisis di Sri Lanka adalah menggelar pemilu nasional.
"Mari kita menuju pemilu, yang saat ini diinginkan cuma pemilu," sebut Rajapakse.
Permintaan Rajapakse ditanggapi kelompok Wickremesinghe. Dengan cepat mereka meminta parlemen menolak permintaan Rajapakse menggelar pemilu.
Sementara di tempat berbeda Presiden Sirisena menyatakan, parlemen telah melakukan pelanggaran konstitusi setelah mengeluarkan mosi tak percaya terhadap pemerintahan Rajapakse.
ADVERTISEMENT
Sirisena juga menolak pernyataan parlemen yang menyebut dirinya tak punya kuasa memecat Wickremesinghe dan menggantiya dengan Rajapakse.
Akibat perseteruan politik antar elite, roda pemerintahan di negara Asia Selatan itu untuk sementara waktu lumpuh.